Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 28 Juli 2022 | 15:06 WIB
Limbah di Pantai Kerangmas, Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Jumat (15/7/2022). Limbah hitam ini disebabka kebocoran pipa eksplorasi minyak milih PHE OSES. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

"Yang tidak ikut membersihkan limbah pasti cemburu karena upahnya besar. Untuk satu perahu, upah dari perusahaan Rp2 juta, belum upah pungut limbah satu karung Rp10 ribu," kata Andi Baso.

Andi Baso sebagai wakil dari ribuan nelayan yang ada di Labuhan Maringgai berharap kedepan tidak ada lagi limbah yang mencemari laut Lampung Timur.

Koordinator pembersih limbah Yanto dan Bayu membenarkan mendapat upah Rp2 juta dari PHE OSES sebagai imbalan membersihkan limbah.

"Saya sebagai koordinator melibatkan 14 kapal dan puluhan nelayan untuk membersihkan limbah dan mendapat upah dari perusahan," kata Bayu, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga: Perairan Tercemar Limbah Hitam, Puluhan Nelayan Pilih Keluar dari Kuala Kambas dan Kuala Sekapuk

Manager Development dan Planing PHE OSES Khafidul Malik menyatakan pengeboran minyak mentah di Laut Lampung Timur yang berdekatan dengan Pulau Seribu itu kegiatan eksplorasi minyak diperkirakan masih sampai 2038 atau 16 tahun lagi.

Laut Lampung Timur kata dia, memiliki potensi penghasil minyak mentah sehingga bisa menopang kebutuhan energi minyak dan gas bumi.

Sementara gas bumi memainkan peranan penting sebagai sumber energi transisi di tengah meningkatnya permintaan energi primer global serta target pencapaian Net Zero Emission (NZE).

Pemerintah Indonesia tengah gencar memperluas investasi proyek gas dengan mengintegrasikan pasar di wilayah Asia, Amerika dan Eropa.

"Dan sebelum dilakukan eksplorasi kami lebih dulu memastikan ada kandungan minyak atau tidak, dan jangka waktu eksplorasi menjadi perhitungan kami, sementara pengeboran minyak di Lampung Timur masih bisa dilakukan sampai 2038 ke depan," kata Khafidul Malik, Rabu (28/7/2022).

Baca Juga: Dampak Limbah Hitam di Perairan Lampung Timur, Tangkapan Nelayan Menurun hingga Keringnya Mangrove

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung Emilia menjamin tahun depan (2022) tidak akan terjadi adanya ceceran limbah yang disebabkan bocornya pipa minyak di dasar laut karena usia pipa sudah 30 tahun.

Load More