Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 28 April 2022 | 10:42 WIB
Ilustrasi penjara. Seorang guru di China ditahan karena berbohong mengenai riwayat mengajar. [Shutterstocks]

SuaraLampung.id - Seorang guru di Beijing ditahan pihak kepolisian ibu kota China itu karena dianggap menyembunyikan fakta tentang COVID-19.

"Jiang (nama marga seorang guru) ditahan karena perbuatan kriminal," kata Deputi Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing, Pang Xinghuo, kepada pers, Rabu (27/4/2022).

Ia mengungkapkan bahwa guru pria berusia 26 tahun itu berbohong mengenai riwayat mengajar setelah jam sekolah pada Sabtu (23/4/2022).

Lima orang, termasuk dirinya, dinyatakan positif COVID-19 hingga menyebabkan 400 orang dikarantina dan 6.700 warga yang tersebar di delapan kompleks permukiman diawasi secara ketat.

Baca Juga: Hits Kesehatan: Amber Heard Punya Masalah Kepribadian, Ciri-ciri Gejala Maag

Selama terjadinya lonjakan kasus pada pekan lalu sampai sekarang, empat orang telah ditahan dan 48 lainnya dikenai sanksi administratif atas tuduhan pelanggaran protokol kesehatan di Beijing.

Sejak Jumat (22/4/2022) hingga Rabu di Beijing dilaporkan terdapat 138 kasus positif yang tersebar di delapan distrik.

"Hingga Rabu pukul 15.00, pelajar dan anak-anak telah menyumbang 31 persen kasus, termasuk mereka yang berada di enam sekolah dan dua TK," kata Pang dikutip media setempat, Kamis (28/4/2022).

Pada Rabu pula jutaan warga yang tersebar di 11 distrik di Beijing telah menjalani tes PCR putaran kedua secara massal.

Sementara itu, di Kota Shanghai pada Rabu terdapat penambahan 1.606 kasus positif dan 11.956 kasus tanpa gejala atau turun sekitar 20 persen dibandingkan dengan sehari sebelumnya.

Baca Juga: Perusahaan Tambang China Kuasai Tanah Adat, Polisi Usir Paksa Warga Sipil

Sejak gelombang terakhir COVID-19 merebak pada akhir Januari hingga Selasa (26/4/2022) jumlah kematian di Shanghai mencapai 238 kasus dan 271 pasien positif lainnya dalam kondisi parah. (ANTARA)

Load More