Umat Islam terkadang dibuat bingung jika terjadi perbedaan hari awal Ramadhan. Mana yang mau diikuti apakah yang menggunakan metode rukyat atau metode hisab?
Kiai NU Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha menerangkan, dalam fiqih Syafiiyah, orang boleh percaya dengan metode hisab. Asal perhitungannya pasti dan disepakati atau konsensus.
"Kalian yang punya tradisi pesantren, jangan menolak hisab. Hisab itu dibenarkan Quran," kata Gus Baha dikutip dari YouTube Ngatur Jiwo.
Namun yang menjadi masalah adalah jika hisab hanya dilakukan satu dua orang. Menurut Gus Baha itu akan menimbulkan kesan subjektivitas. Atau kadang orang itu kurang ahli sehingga salah.
Di sinilah, kata Gus Baha, dibutuhkan konsensus yang disebut Hisab Qot'i. Makanya kata Imam Subuki, kutip Gus Baha, hisab itu boleh diikuti jika sudah konsensus para ahlinya.
"Tapi kadang kelirunya orang-orang NU kadang anti hisab. Padahal hisab disebut dalam Quran," ujar dia.
Memang kata Gus Baha, Nabi Muhammad SAW bersabda berpuasalah saat melihat hilal dan berbukalah saat melihat hilal.
"Rukyat itu penting. Tapi itu tadi, rukyat yang tidak berbeda dengan hisab. Jadi sama-sama," ucapnya.
Gus Baha mengingatkan jangan sampai perbedaan metodelogi ini menimbulkan dikotomi di kalangan umat Islam.
Baca Juga: Gus Baha Ngaku Tidak Pernah Tarawih Genap 30 Hari, Ini Alasannya
"Tapi kalian jangan buat dikotomi NU itu rukyat, Muhammadiyah hisab. Yang mengatakan itu siapa. Tidak ada orang alim berkata begitu," pesan Gus Baha.
Bagaimana jika terjadi perbedaan antara rukyat dan hisab? Gus Baha mengaku bulan itu ada burujnya sehingga bisa dihitung.
Gus Baha lalu mengutip perkataan Imam Ghazali mengenai ilmu hisab di Kitab Ihya "Bagaimana anda tidak percaya hisab? Hisab itu bahkan bisa menghitung berapa lama gerhana terjadi dan di sisi mana gerhana terjadi".
Menurut Gus Baha, ilmu hisab bisa menghitung menit mengapa menghitung hari tidak dipercaya. Ia mencontohkan saat gerhana, orang-orang tidak menunggu rukyat untuk menunaikan salat gerhana.
"Lebih percaya mana? Hisab atau rukyat? Hisab kan?" kata Gus Baha.
Menurut Gus Baha, hisab itu permanen bahkan bisa menghitung 100 tahun ke depan karena posisi bulan itu konsisten sampai hari kiamat terjadi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
3 Trik Nasi Pulen dan Wangi untuk Masak Harian ala Ibu-Ibu Hemat Alfamart
-
Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik Akhir Bulan, Rincian Lengkap Biaya Terbarunya
-
Sat Set Promo Indomaret! 11 Snack & Yogurt Viral Mulai Rp3 Ribuan, Wajib Borong
-
Dukung Pertumbuhan di Sektor Riil, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan untuk PT SSMS
-
Badan Informasi Geospasial Berikan Penghargaan Bhumandala Award 2025 Kepada Pemkot Metro