Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 01 Maret 2022 | 17:07 WIB
Ilustrasi Razia polisi. 8 jenis pelanggaran yang jadi sasaran Operasi Keselamatan Krakatau 2022 di Lampung. [Suara.com/Agus H]

SuaraLampung.id - Polresta Bandar Lampung menerjunkan 104 personel dalam Operasi Keselamatan Krakatau 2022 yang mulai berlangsung hari ini Selasa (1/3/2022).

Operasi Keselamatan Krakatau 2022 yang dilaksanakan serentak di seluruh Provinsi Lampung ini berlangsung selama 14 hari sampai 14 Maret 2022. 

Kapolresta Bandar Lampung Kombes Ino Harianto mengatakan, sasaran Operasi Keselamatan Krakatau 2022 meliputi segala bentuk potensi gangguan, ambang gangguan maupun gangguan nyata seperti pelanggaran lalu Lintas dan yang mengakibatkan penularan Covid-19.

Menurutnya, tujuan operasi kali ini adalah untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, berkurangnya jumlah pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas, meningkatnya disiplin masyarakat dalam berlalu lintas dan terciptanya rasa yang aman dan nyaman menjelang Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022.

Baca Juga: Perdalam Korupsi Dana Hibah KONI Lampung, Penyidik Periksa 2 Staf KONI Lampung

Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung AKP Rohmawan menambahkankan ada 8 target pelanggaran selama pelaksanaan Operasi Keselamatan Krakatau 2022.

Adapun pelanggaran yang menjadi prioritas di Operasi Keselamatan Krakatau 2022 serta ancaman hukuman dan denda yang harus dibayar pelanggar, sebagai berikut sebagaimana dikutip dari Saibumi.com--jaringan Suara.com:

1. Pengemudi yang menggunakan HP atau ponsel saat berkendara

Dijerat pasal 283 LLAJ dengan ancaman pidana kurungan tiga bulan atau denda maksimal Rp 750.000

2. Pengemudi yang masih usia di bawah umur

Baca Juga: Tawuran dan Hancurkan Mobil Warga, 4 Remaja Ditahan di Polresta Bandar Lampung

Dijerat Pasal 281 UU LLAJ dengan ancaman pidana kurungan empat bulan atau denda maksimal Rp 1.000.000.

3. Berboncengan lebih dari satu

Dijerat Pasal 292 juncto Pasal 106 ayat (9) UU LLAJ dengan ancaman hukuman pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000.

4. Tidak menggunakan helm berstandar nasional Indonesia (SNI)

Dijerat Pasal 291 UU LLAJ dengan ancaman pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling maksimal Rp 250.000.

5. Pengendara bermotor dalam pengaruh alkohol

Dijerat Pasal 331 UU LLAJ dengan ancaman pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp 3.000.000.

6. Kendaraan yang melawan arus

Dijerat Pasal 287 ayat (1) dengan ancaman pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000.

7. Pengendara roda empat tidak menggunakan sabuk pengaman atau safety belt

Dijerat Pasal 289 UU LLAJ dengan ancaman pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000

8. Pelanggaran Over Dimensi dan Over Load (ODOL)

Dijerat Pasal 307 UU Nomor 22 Tahun 2009 dengan ancaman pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda maksimal Rp 500.000.

Load More