Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 22 Januari 2022 | 18:33 WIB
Mayor Jenderal Maruli Simanjuntak ditunjuk sebagai Pangkostrad oleh Panglima TNI pada Januari 2022. Karier cemerlang Maruli di militer tak seperti sang mertua Luhut. [Facebook/Kodam Udayana]

SuaraLampung.id - Mayor Jenderal (Mayjen) Maruli Simanjuntak ditunjuk Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad). 

Jabatan Pangkostrad adalah jabatan promosi bagi Mayjen Maruli Simanjuntak. Ini karena Pangkostrad adalah jabatan yang dipegang Letnan Jenderal alias jenderal bintang tiga. 

Naiknya karier militer Mayjen Maruli Simanjuntak banyak dikaitkan dengan sosok sang mertua Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan. 

Ia menikahi putri sulung Pandjaitan, Paulina Uli boru Pandjaitan, pada 1999, dan mereka dikaruniai anak perempuan semata wayang, Faye boru Simanjuntak. 

Baca Juga: Mantu Luhut Mayjen Maruli Jadi Pangkostrad, Legislator Demokrat: Jangan Lagi Berpatokan Cara-cara Kuno

Mayjen Maruli memiliki riwayat kedekatan dengan Presiden Joko Widodo terutama saat dia menjabat komandan Pasukan Pengamanan Presiden TNI pada 2018 sampai 2020, dan wakil komandan Paspampres TNI pada 2017-2018.

Terlepas dari hubungan Mayjen Maruli Simanjuntak dengan Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi itu, Maruli memang sosok berprestasi di dunia militer. 

Secara kronologis, karir dia lulusan Akademi Militer pada 1992 ini sebagian besar terpusat di satuan tempur, khususnya Kopassus TNI AD dan Detasemen Tempur Cakra di Kostrad. 

Jabatan strategis pertama yang dia emban adalah komandan Detasemen Tempur Cakra pada 2002. Usai menjabat selama kurang lebih tiga tahun, dia dipercaya menjabat Perwira Pembantu Madya Operasi Kopassus TNI AD dari 2005-2008.

Kemudian, dia lanjut bertugas sebagai komandan Batalion 21 Grup 2 Kopassus TNI (2008-2009), dan dia memperoleh promosi jabatan sebagai komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus TNI AD pada 2009-2010.

Baca Juga: Ditunjuk Jadi Pangkostrad, Mayjen Maruli Simanjuntak Punya Kekayaan Sebanyak Rp 51,6 Miliar

Ia yang lahir di Bandung, Jawa Barat pada 27 Februari 1970, kemudian mengisi posisi wakil komandan Grup 1 Kopassus TNI AD pada 2010-2013, dan lanjut bertugas sebagai komandan Grup 2 Kopassus TNI AD pada 2013-2014.

Ia kemudian dipercaya mengisi posisi asisten Operasi Komandan Jenderal Kopassus TNI AD pada 2014, dan pada tahun yang sama sampai 2016 ia bertugas sebagai komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden TNI.

Grup A Pasukan Pengamanan Presiden TNI bertanggung jawab menjaga, mengawal, dan mengamankan presiden dan pasangan resminya (ibu negara atau suami presiden), dan keluarga intinya 24 jam sehari, tujuh hari sepekan.

Di manapun para VIP (di Indonesia jamak dikategorikan sebagai VVIP) itu berada dan dalam keadaan atau kepentingan apapun, menjadi medan operasi mereka. 

Ia kemudian menjabat komandan Korem 074/Warastratama (2016-2017), wakil komandan Pasukan Pengamanan TNI (2017-2018), kepala staf Komando Daerah Militer IV/Diponegoro pada 2018, dan komandan Paspampres TNI pada 2018-2020.

Posisi komandan Pasukan Pengamanan Presiden TNI ini "secara tradisional" diisi perwira tinggi TNI yang berlatar belakang pasukan komando/khusus dari ketiga matra TNI. 

Kemudian dia menjadi panglima Kodam IX/Udayana selama lebih dari setahun, yaitu dari November 2020 sampai Januari 2022.

Saat menjabat komandan Korem 074/Warastratama dia menerima anugerah komandan Korem terbaik Bidang Program Upaya Khusus Ketahanan Pangan Tingkat Nasional 2016.

Penghargaan tersebut saat itu diberikan langsung Kepala Staf TNI AD (saat itu) Jenderal TNI Mulyono (2015-2018) pada Apel Komandan Korem dan Komandan Kodim seluruh Indonesia di Sekolah Calon PerwiraTNI AD di Bandung, Jawa Barat.

Kemudian, Kodam IX/Udayana di bawah kepemimpinan dia juga menerima berbagai penghargaan sepanjang 2021.

Beberapa penghargaan itu di antaranya Kodam IX/Udayana dinilai sebagai salah satu satuan kerja di lingkungan Kementerian Pertahanan yang memiliki realisasi anggaran tertinggi berdasarkan penilaian Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Bali untuk Tahun Anggaran 2020.

Kodam IX/Udayana saat itu masuk dalam Kategori Pagu Besar dan dinilai memiliki kinerja baik dalam tata kelola anggaran, termasuk di antaranya terkait penggunaan dan pelaporan dana.

Tidak hanya di lingkungan militer, dia juga menorehkan prestasi di luar lingkungan kerjanya sebagai prajurit. Ia merupakan atlet judo nasional yang pernah berkompetisi sampai tingkat dunia terutama saat menjadi perwira pertama, saat dia menyabet dua gelar juara pada Kejuaraan Judo Militer ASEAN di Filipina untuk kelas 71 kilogram dan kelas bebas pada 1997. Ia pun didaulat sebagai pemain terbaik.

Berbekal pengalamannya itu, dia pun dipercaya mengisi posisi sebagai ketua umum PB Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) periode 2021-2026 pada November 2021.

Ia berencana mencetak banyak atlet judo berprestasi di tingkat dunia, terutama pada kompetisi SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade, serta  bertekad membawa atlet judo Indonesia lolos kualifikasi Olimpiade 2024 di Paris.

Ada sejumlah pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan panglima baru Kostrad sebagaimana pernah disampaikan oleh sejumlah pengamat, di antaranya terkait ancaman siber, dampak pandemi Covid-19, dan kapasitas dan kemampuan prajurit dalam menangani konflik bersenjata di dalam negeri.

Dalam laporan kekayaan pejabat negara (LHKPN) pada 31 Desember 2021 sebagai panglima Kodam IX/Udayana, dia tercatat memiliki kekayaan sebanyak Rp51.654.737.058. (ANTARA)

Bertolak Belakang dengan Luhut

Apa yang diraih Maruli Simanjuntak sejauh ini di militer bertolak belakang dengan sang mertua Luhut. Luhut adalah lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil) tahun 1970. 

Sama dengan Maruli, Luhut juga memulai karier dari Korps Baret Merah. Di masa perwira pertama sampai menengah, karier Luhut terlihat bagus. Semua pelatihan khusus pernah diikuti Luhut.

Luhut pernah ikut pendidikan di Special Force Amerika Serikat, di GSG-9 polisi khusus Jerman, SAS Inggris dan segudang pelatihan pasukan khusus lain.

Sayangnya segudang pelatihan dan prestasi yang diraih Luhut tidak bisa menghantarkannya sebagai orang nomor satu di Kopassus.  

"Saya mungkin perwira paling banyak mengikuti pendidikan di pasukan khusus. Ga ada seperti saya kualifikasinya. Tapi saya kan ga pernah mencapai puncak perjalanan karier saya di Kopassus," kata Luhut dalam sebuah wawancara. 

Tidak hanya di Kopassus, di TNI secara umum karier Luhut mulai suram ketika Jenderal Benny Moerdani tidak lagi menjadi Panglima ABRI. 

Saat itu muncul istilah De-Benny-isasi, kebijakan yang menyingkirkan para perwira yang dianggap sebagai pengikut Benny Moerdani. Luhut salah satunya yang terkena kebijakan itu. Ia memang dekat dengan Benny Moerdani.  

Luhut hanya sekali memegang jabatan teritorial yaitu sebagai Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur. Sebagai Danrem, ia meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia tahun 1995.

Luhut tak pernah menjadi Pangdam atau jabatan berkelas lain seperti Danjen Kopassus, Pangkostrad dan KSAD. Jabatan terakhirnya di milter adalah sebagai Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD).

"Tapi saya terima itu dengan besar hati. Tidak jadi Danjen Kopassus, tidak jadi Kasdam atau Pangdam. Bagi saya itu harus bayar sebagai akibat kesetiaan yang tegak lurus dan saya bangga mampu menjalankan nilai-nilai yang diturunkan oleh Pak Benny kepada saya,” tulis Luhut di akun Facebook nya. 

Load More