Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Minggu, 31 Oktober 2021 | 17:19 WIB
Nelayan Lampung Timur kesulitan dapat solar. [Suaralampung.id/Agus Susanto]

Ongkos jasa ojek mengambil solar di SPBU satu liternya Rp 500. Sekarang karena solar susah hingga mengantre lama, kata dia, ongkos jasa ojek naik menjadi Rp 700 per liter.

"Mau tidak mau harus ikut peraturan koordinator. Kenapa saya bilang koordinator karena soal pembelian solar ada yang mengkoordinir," ucap Taufik.

Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Lampung Timur Andi Baso membenarkan sebagian nelayan banyak yang membeli solar di SPBU karena SPBN Muara Gadingmas tidak mampu menyuplai 1.400 kapal yang ada.

"Bukan berarti SPBN tidak melayani nelayan, tapi kuota solar yang dikirim tidak mencukupi untuk semua nelayan pesisir Lampung Timur," ungkap Andi Baso.

Baca Juga: Truk Masuk Jurang akibat Kelangkaan Solar

Seharusnya dengan kondisi seperti itu, pemerintah bisa memberikan solusi dengan menambah keberadaan SPBN, agar nelayan tidak kesusahan membeli di SPBU yang tentu harus menambah biaya karena menggunakan jasa ojek.

Kata Andi Baso ada dua SPBU yang menjadi rujukan nelayan yakni di Kecamatan Labuhan Maringgai dan Kecamatan Mataram Baru.

Dua SPBU ini melayani nelayan membeli solar menggunakan jeriken asal ada surat rekomendari dari UPTD Kelautan yang ada di Labuhan Maringgai.

"Kalau tidak membawa rekomendasi dari UPTD Kelautan maka SPBU tidak akan melayani, solusinya seperti itu tidak mungkin nelayan membawa kapal ke SPBU," terang Andi Baso.

Pengelola SPBN di Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Alfian mengatakan, di pesisir Lampung Timur setidaknya ada kapal 1.700 unit.

Baca Juga: Seorang Nelayan Dilaporkan Hilang Diterjang Ombak Pantai Blado Trenggalek

Jika di kalkulasi solar yang dibutuhkan dalam satu hari 14 ton. Sementara SPBN yang dikelolanya hanya mendapat kuota 8 ton per hari.

Load More