Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 30 September 2021 | 08:10 WIB
Ilustrasi Museum Darma Bhakti Kostrad. Mantan Pangkostrad Letjen (Purn) AY Nasution meminta tiga patung jenderal di Musem Darma Bhakti Kostrad dipindah.[https://kostrad.mil.id/]

SuaraLampung.id - Mantan Panglima Kostrad Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution (AY Nasution) buka suara terkait pemindahan diorama penumpasan G30S/PKI yang terdiri dari tiga patung jenderal di Museum Darma Bhakti Kostrad. 

Azmyn Yusri Nasution (AY Nasution) adalah orang yang meminta tiga patung jenderal itu dipindah dari Museum Darma Bhakti Kostrad.

Tiga patung jenderal yaitu Jenderal Soeharto, Letjen Sarwo Edhie Wibowo dan Jenderal AH Nasution berada di Museum Darma Bhakti Kostrad saat Azmyn menjabat sebagai Pangkostrad. 

Saat menjadi Pangkostrad, Azmyn berinisiatif membuat patung tiga jenderal lalu menempatkannya di Museum Darma Bhakti Kostrad. 

Baca Juga: Soal Tudingan PKI, Panglima TNI Nilai Ucapan Gatot Tak Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah

Dikutip dari YouTube Kompas TV, Azmyn menjelaskan kronologi pemindahan tiga patung jenderal dari Museum Darma Bhakti Kostrad. 

Pada 30 Agustus 2021, Azmyn menemui Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman di Markas Kostrad. Kedatangan Azmyn dengan niatan menyampaikan uneg-unegnya mengenai keberadaan tiga patung jenderal di Museum Darma Bhakti Kostrad.

Ilustrasi Markas Kostrad. Kostrad bantah hilangkan diorama G30S PKI di Museum Kostrad. [Wikipedia]

"Saya sampaikan ke Pangkostrad, dulu waktu saya menjabat saya yang berinisiatif membuat patung itu. Sebelumnya patung itu tidak ada. TIga buah patung 3 jenderal, Kata Azmyn.

Lalu Azmyn menyampaikan permintaan ke Pangkostrad agar ketiga patung jenderal itu dipindah dari Kostrad. Alasan Azmyn meminta tiga patung jenderal itu dipindah karena alasan keyakinan agamanya. 

Di masa pensiunnya, Azmyn mengaku banyak merenung diri dan sering mendengarkan ceramah juga membaca buku-buku Islam. Hasil perenungannya itu Azmyn berkesimpulan bahwa dalam Islam dilarang membuat patung dan menyimpan patung.

Baca Juga: Gatot Tuding TNI AD Disusupi PKI, Panglima Kostrad: Senior Sebaiknya Klarifikasi Dulu

" Apalagi yang membuatnya (patung) itu dosanya sangat-sangat besar. Ini mengganggu pikiran saya. sehingga saya sampaikan ini ke Pangkostrad dan alhamdulillah direspons positif sama Pangkostrad," kata Azmyn. 

Tak lama dari kunjungannya itu, tiga patung jenderal tersebut dipindah. Pemindahan tiga patung ini kata Azmyn tidak merubah apapun yang ada di Museum Kostrad.  

"(pemindahan patung) itu permintaan saya bukannya Kostrad yang mau patung itu tidak ada disitu. Saya pribadi yang minta itu. Jadi jangan tuding-tuding institusi Kostrad. Jangan. Saya yang minta itu. Kalo mau tanya itu ga disitu, tanya saya," beber Azmyn.

Namun gara-gara pemindahan patung itu, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmanyto menuding TNI telah disusupi komunis. Bagi Azmyn tudingan itu terlalu dangkal.

Gatot Nurmantyo. (Instagram/nurmantyo_gatot)

"TNI itu institusi besar. Jangan seperti itu. Kalau mau menganalisa itu dilihat dulu data, lengkap dulu informasi, cek ricek. Tentara itu biasa cek ricek and cek again Kalo uda pasti itu baru silakan beri tanggapan," tuturnya. 

Mengenai munculnya isu komunis setiap akhir bulan September, Azmyn mengatakan boleh saja selama untuk membuat waspada masyarakat. 

"Tapi jangan isu itu untuk konsumsi politik. Jangan ada kepentingan pribadi membuat isu. Sebaiknya tidak untuk meresahkan masyarakat tapi membuat masyarakat waspada.  Jangan dibuat jadi konsumsi politik apalagi untuk kepentingan pribadi ga bagus itu," terangnya. 

"Pak Azmyn melihat ini ada konsumsi politik dan kepentingan pribadi?" tanya presenter Kompas TV. 

"Ah itu kalian lihat sendiri lah. Semua orang bisa baca lah itu," jawab Azmyn. 

Azmyn mengaku tak menyangka niatannya meminta pemindahan tiga patung jenderal itu menjadi polemik dan perbincangan di masyarakat.

Bagi Azmyn, munculnya tudingan TNI disusupi komunis gara-gara pemindahan patung adalah tuduhan yang tidak pantas. Ini karena kata Azmyn tudingan itu tidak beralasan dan tidak ada suatu analisa tidak ada pemeriksaan, pengecekan sebelumnya. 

"Tidak ada penyusupan di tubuh TNI. Saya juga punya anak buah di TNI kita juga monitor. TNI itu masih solid. Ga ada itu,: tegasnya. 

Load More