Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 09:27 WIB
Ilustrasi Peneliti LIPI Asvi Marwan Adam. Asvi mengungkap teks palsu di buku biografi Soekarno berjudul 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat'. [Suara.com/Stephanus Aranditio]

Acara itu dihadiri Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Sekjen Hasto Kristiyanto, dan putri Bung Hatta Meutia Farida Hatta.

 Hadir juga di acara itu sejumlah Ketua DPP PDIP di antaranya Ahmad Basarah dan Tri Rismaharini, serta jajaran BKNP yang dipimpin ketuanya Aria Bima dan ratusan kader partai dari seluruh Indonesia.

 Dalam kesempatan itu, dia juga memaparkan fakta tentang kepemimpinan Dwitunggal masa awal Republik Indonesia berdiri yakni Soekarno-Hatta.

Menurut Asvi, Bung Karno dan Bung Hatta Selalu bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan hingga keduanya memimpin bangsa ini bersama.

Baca Juga: Rocky Gerung Puji Jokowi Politikus Lihai, Lepas dari Kendali Megawati

 "Tidak ada proklamasi kemerdekaan tanpa Bung Karno. Tidak ada proklamasi kemerdekaan tanpa Bung Hatta. Tidak ada proklamasi kemerdekaan tanpa Bung Karno dan Bung Hatta," tutur Asvi.

Pria yang akrab disapa Prof Asvi ini menyampaikan, kedekatan mereka berdua ternyata mengusik banyak pihak. Hingga keduanya tidak lagi berkuasa, ada saja anasir-anasir terkait rekayasa sejarah.

Soal Pancasila, Asvi mengatakan, sejarah membuktikan, Bung Karno adalah penggali Pancasila. Bersamaan dengan itu, Asvi bilang, juga Bung Hatta lah pengawal dan penyelamat Pancasila.

"Bung Hatta lah yang pada tanggal 18 Agustus 1945 membicarakan dengan beberapa tokoh Islam tentang penghapusan 7 kata (Piagam Jakarta) dan mencantumkan 'Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalau tidak ada Hatta, 7 kata itu akan tetap ada sampai sekarang," tutur Asvi. (ANTARA)

Baca Juga: Megawati: Coba Pikir, Kenapa Bapak Saya Tak Mau Ada Wapres Lagi Cuma Pak Hatta?

Load More