Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 26 Maret 2021 | 07:20 WIB
Ilustrasi Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra. Yusril Ihza Mahendra pernah ditilang polantas. [Suara.com/M Yasir]

Si calo meminta upah Rp 50 ribu untuk menyelesaikan masalah tilang Yusril. Namun Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini menolak. "Saya mau mengikuti sidang tilangnya seperti apa," elak Yusril kala itu. 

Ketika itu belum banyak yang mengenal Yusril. Sampai-sampai ada seorang yang menganggap Yusril adalah sopir taksi yang kena tilang. 

Sidang akhirnya dimulai. Hakim menanyakan apakah Yusril mengakui kesalahannya. Pada sidang itu, Yusril tetap tidak merasa bersalah. 

Jika Yusril tidak mengakui kesalahannya, hakim mengatakan, sidang akan berlangsung bertele-tele. "Ya gapapa saya bilang," kenang Yusril. 

Baca Juga: Sistem e-TLE Tak Ada Tilang di Tempat, Warga: Biasanya kan Ngumpet-ngumpet

Sidang akhirnya ditunda pekan depan untuk memanggil polisi yang menilang Yusril. Pada waktu itu, polisi yang dihadirkan dua orang. Padahal kata Yusril yang menilangnya hanya satu orang. 

Yusril pun keberatan dengan hadirnya dua polisi itu. Namun sidang tetap dilanjutkan dan kedua polisi itu menyatakan Yusril melanggar marka jalan. 

Hakim akhirnya memutuskan Yusril Ihza Mahendra bersalah dengan membayar denda Rp 30 ribu. Tidak terima, Yusril mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA). 

"Hakimnya kaget. karena waktu belum banyak yang mengenal saya," kenang Yusril. 

Menurut Yusril, sidang tindak pidana ringan tidak ada proses banding melainkan langsung ke kasasi di tingkat MA. Kasus itu pun sampai ke tingkat kasasi di MA. 

Baca Juga: Segera diterapkan, Begini Mekanisme Tilang Elektronik di Batam

Yusril mengatakan, kasus itu mengendap lama di MA hampir 8-9 tahun. Akhirnya setelah 8-9 tahun, menjelang Yusril menjadi Menteri Kehakiman, MA memutus perkara tersebut. 

Load More