SuaraLampung.id - Tinggi harga cabai caplak di beberapa pasar di Bandar Lampung berdampak pada usaha ayam geprek rumahan. Diketahui harga cabai caplak mengalami kenaikan Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu.
Biasanya harga cabai caplak di pasar hanya Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu per kg. Kini harganya melambung mencapai Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu per kg.
Mendengar harga cabai caplak naik saat akan membeli, Nurjanah, pemilih usaha ayam geprek, kaget. Sebelumnya ia membeli cabai caplak tersebut dengan harga Rp80 ribu sampai Rp85 ribu per kilogram.
"Kaget aja kayaknya baru kemarin beli, tau-tau sudah naik. Mana naiknya besar lagi," kata dia. Karena harganya yang tinggi, Nurjanah memilih tidak membuka usahanya untuk sementara.
"Gak usah jualan dulu lah, karena enggak ketemu untungnya," kata Nurjanah, di lapak sayuran Pasar Waykandis, Kamis (11/3/2201) pagi dilansir dari ANTARA.
Berbeda dengan Wati, pembeli yang juga berada di satu kios sayuran yang sama berinisiatif mencampur cabai caplak dengan cabai merah yang akan dijadikan sambal untuk keperluannya berdagang.
Menurut dia, jika ingin murni sambal menggunakan cabai caplak keuntungannya saat berjualan tidak ketemu, bahkan sangat tipis.
"Sebenarnya tidak masalah dicampur, cuma tidak pedas aja. Tapi kalau saya pakai cabe caplak murni, aduh bisa gak ketemu. Apalagi jaman sekarang kayak gini, kita jual serba murah untuk bertahan hidup," katanya.
Harga kebutuhan sehari-hari seperti cabai caplak di dua pasar yakni Pasar Way Kandis dan Jatimulyo mengalami kenaikan drastis lantaran minimnya stok dari petani cabai.
Baca Juga: Wartawati di Bandar Lampung Rasakan Pusing setelah Divaksin Covid-19
"Naik sudah ada dua hari yang lalu," kata Asep salah satu pedagang di Pasar Jatimulyo, Lampung Selatan, Kamis (11/3/2021) pagi.
Ia menjelaskan cabai caplak mengalami kenaikan antara Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram. Dua hari yang lalu, harga cabai caplak di pasar Jatimulyo tersebut antara Rp70 ribu hingga Rp80 ribu/kg.
"Jadi sekarang ini Rp120 ribu sampai Rp130 ribu/kg," katanya.
Menurut Asep, naiknya bahan pokok utama tersebut dikarenakan seringnya turun hujan sehingga minim pasokan stok dari petani.
Selain itu, lanjut dia, ditambah akan masuknya bulan puasa juga merupakan salah satu faktor naiknya harga cabai rawit tersebut.
"Yang sudah pasti hujan dan stok minim. Jatah saya berkurang biasanya ratusan kilogram ini cuma dapat 50 kilogram. Tapi kalau harga cabai rawit, merah, hijau, dan lainnya normal," kata dia lagi.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
Terkini
-
Begal Sadis Penagih Utang Bank Keliling Diringkus Polisi Lampung Utara
-
NTP Lampung Naik! Ubi Kayu dan Lele Jadi Penyelamat
-
Konser Bryan Adams dalam Satu Genggaman via BRImo, BRI Permudah Proses Perolehan Tiketnya
-
Kecanduan Video Porno Bikin Pemuda Nekat Cabuli Wanita Saat Salat di Masjid Garuntang
-
Lampung Siapkan 5 Kawasan Pendorong Ekonomi Daerah, Dimana Saja?