Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 06 Maret 2021 | 10:55 WIB
Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

SuaraLampung.id - Moeldoko dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Atas dasar itu, pengamat Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI), Ade Armando meminat Moeldoko segera meninggalkan kursi jabatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Hal ini untuk menghindari tudingan miring terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jika Moeldoko tetap menjabat KSP di tengah kisruh Partai Demokrat, Presiden Jokowi dikhawatirkan terseret dalam kudeta partai yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu.

“Karena sudah menjadi Ketua Partai Demokrat, sebaiknya Pak Moeldoko meletakkan jabatan di KSP,” kata Ade dikutip dari akun Twitter-nya @adearmando1, Sabtu (6/3/2021).

Baca Juga: Dijadikan Ketua PD Versi KLB, Ade Armando Minta Moeldoko Mundur dari Istana

“Kalau pak Moeldoko tidak mundur dari KSP, itu seolah membenarkan tuduhan bahwa mastermind kudeta Partai Demokrat adalah Pak Jokowi,” sambungnya di cuitan berikutnya.

Desakan mundur juga disampaikan Eko Kuntadhi. “Bijaknya kalau Pak Moeldoko lagi bertempur di Partai Demokrat, dia harus istirahat dari KSP dulu, deh. Konsentrasi saja dulu sama arena pertempurannya,” tulisnya di akun twitter @eko_kuntadhi pada Jumat, 25 Maret 2021.

Menurut Eko, kisruh Partai Demokrat ini mungkin akan berbuntut panjang karena tak mungkin SBY akan menyerah begitu saja.

“Menteri atau setara Menteri merangkap Ketum Partai sih, nggak masalah. Toh ada contoh Pak Erlangga, Pak Prabowo. Hanya saja, pertarungan PD kayaknya agak panjang. SBY nggak akan nyerah begitu saja," tulis Eko.

"Mestinya ini pertarungan Moeldoko vs SBY, bukan Kepala KSP Vs Mantan Presiden," katannya.

Baca Juga: KLB Demokrat, Kemenkumham: Bilamana Sesuai AD/ART PD, Akan Disahkan

Load More