Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Minggu, 17 Januari 2021 | 14:17 WIB
Alex Evert Kawilarang memiliki jejak sejarah di Lampung [Repro buku AE Kawilarang Untuk Sang Merah Putih]

Ia lalu ke Lampung hendak pulang ke Jakarta. Namun apa mau dikata. Penyeberangan ke Pulau Jawa ditiadakan.

Jadilah Kawilarang terkatung-katung di tanah Lampung. Di Lampung, Kawilarang mencari pekerjaan untuk bertahan hidup.

Kawilarang menetap di Tanjung Karang. Ia menumpang di rumah keluarga Dokter Pesik. Di Lampung, Kawilarang bekerja di pabrik karet vulkanisir Kedaton.

Selama di Lampung, ia mendengar desas-desus akan adanya penangkapan terhadap orang –orang Indo, Ambon, dan Manado.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 di Lampung Tembus Angka 8 Ribu

Kawilarang adalah pria keturunan Manado. Desas-desus menyebutkan orang-orang Indo, Ambon dan Manado adalah orang yang ada di pihak Belanda.

November 1943, hari masih pagi buta. Kawilarang ditangkap Kenpei, polisi militer Jepang saat sedang tidur.

Ia dibawa ke penjara. Penjara itu berisi orang-orang Manado, Ambon, Indo, tahanan kriminal dan tahanan politik.

“Ada juga bekas residen Lampung Meindersma dan Kepala Polisi Lampung ikut ditangkap,” kata Kawilarang.

Kawilarang ditempatkan di dalam sel kecil bersama seorang petani Indo. Sel itu dipenuhi kutu busuk yang membuat Kawilarang tak bisa tidur.

Baca Juga: Pembelaan Tim Eva-Deddy Soal Bansos Covid-19 Dijadikan Modus Pemenangan

Mereka hanya boleh mandi pada sore hari. Itu dengan kondisi kamar kecil yang sangat kotor. Tiga minggu pertama, Kawilarang tak diapa-apakan.

Load More