Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Kamis, 31 Desember 2020 | 08:10 WIB
Brimob membongkar atribut FPI di Petamburan, Jakarta, Rabu (30/12). [Suara.com/Novian Ardiansyah]

"Dan kebetulan memang kalo kita melihat orientasi politik, memang orang-orang ini mereka bukanlah orang yang in favour (mendukung) kelompok-kelompok kanan seperti FPI," terang Reflu Harun.

"Kalo Prof Mahfud kita tahu bahwa orang yang sangat mendukung adanya Perppu ketika ada gejala untuk membubarkan HTI. Dan FPI mungkin dianggap satu napas dengan HTI. Jadi saya kira secara ideologis tidak berkeberatan (pembubaran FPI)," ucapnya.

"Prof Eddy Hiariej adalah kelompok yang dekat dengan kelompok merah dalam politik Indonesia. Kelompok kiri ya. Moderat kiri. Jadi secara ideologis bukan orang yang in favour dengan kelompok seperti FPI," jelas Refly Harun.

Lalu siapakah Prof Eddy Hiariej ini?

Baca Juga: FPI Jadi Front Persatuan Islam untuk Hindari Rezim Zalim

Eddy Hiariej memiliki nama lengkap Edward Omar Sharif Hiariej. 

Pria kelahiran Ambon, Maluku, 10 April 1973 ini adalah guru besar ilmu hukum pidana di UGM.  Eddy Hiariej adalah guru besar termuda saat usianya masih 37 tahun. 

Eddy pernah menjadi saksi ahli dalam sidang penistaan agama mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Dia juga pernah menjadi saksi ahli pada sidang sengketa Pemilihan Presiden 2019 yang dihadirkan oleh Tim Kuasa Hukum Paslon 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Eddy juga pernah menjadi saksi ahli dalam kasus kopi sianida yang menjerat Jessica Wongso.  

Baca Juga: Dibubarkan, FPI Pilih Ganti Nama Front Persatuan Islam

Load More