-
Pemerintah pusat mengalokasikan Rp25-30 miliar untuk pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih di Lampung
-
Kampung Nelayan Merah Putih akan menyediakan fasilitas seperti cold storage dan pom bensin kapal
-
Pembangunan tahap awal akan dilakukan di Lampung Selatan dan Lampung Timur
SuaraLampung.id - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengumumkan proyek ambisius senilai Rp25-30 miliar dari pemerintah pusat untuk pembangunan Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP).
Sebuah program mercusuar yang digadang-gadang mampu mendongkrak kesejahteraan ribuan nelayan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan.
Program KNMP, inisiasi langsung dari Presiden, bukan sekadar pembangunan fisik. Gubernur Rahmat menjanjikan fasilitas lengkap yang menjadi dambaan nelayan selama ini.
Fasilitas yang dijanjikan berupa cold storage modern untuk menjaga kualitas hasil tangkapan, pom bensin khusus nelayan untuk kemudahan akses bahan bakar kapal.
Baca Juga:Inflasi Lampung Naik, Cabai dan Ayam Jadi Biang Keladi
Ada juga infrastruktur penunjang lainnya yang diharapkan mampu memutus rantai kerugian nelayan akibat tengkulak dan minimnya fasilitas.
"Semua infrastruktur yang bisa memungkinkan kenaikan pendapatan nelayan akan tersedia," tegas Mirza, sapaan akrab Gubernur Lampung, Kamis (2/10/2025).
Namun, di balik optimisme proyek bakal rampung tahun depan, tersimpan cerita klasik yang kerap menghambat laju pembangunan yaitu masalah aset.
"Upaya membangun Kampung Nelayan Merah Putih sempat terkendala masalah aset, tetapi problem tersebut telah terselesaikan melalui kerja sama dengan Kejaksaan Tinggi Lampung," ucap Mirza.
Mirza optimis program ini akan menjangkau 4.000 nelayan dan mulai dirasakan manfaatnya pada tahun depan. Pemda juga bisa mendapatkan penambahan pendapatan asli daerah (PAD).
Baca Juga:Inflasi Lampung September Merayap Naik, Daya Beli Masyarakat Terpukul Harga Pangan
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung, Liza Derni, membeberkan detail awal pembangunan.
Dua lokasi prioritas telah ditetapkan untuk pembangunan tahap pertama di tahun 2025 yaitu di Bandar Agung, Lampung Selatan, serta Sukorahayu dan Margasari di Lampung Timur.
"Pembangunan ini dilakukan secara bertahap," jelas Liza, menekankan bahwa Lampung dipilih karena potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang besar.
Total nelayan di Lampung tercatat mencapai 36.000 orang. Tahap awal hanya menargetkan 4.000 nelayan di Lampung Selatan.
Mekanisme pengusulan KNMP secara online oleh kabupaten/kota, seperti yang dijelaskan Liza, diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh wilayah secara transparan.
Fasilitas yang dijanjikan, yaitu wadah penyimpanan berpendingin, stasiun pengisian bahan bakar kapal nelayan, dan tempat pengolahan hasil perikanan, merupakan kebutuhan fundamental. (ANTARA)