Detik-Detik Mencekam di Tebing Goa Matu: Bripda Alfindo Lenyap Ditelan Ombak Saat Mancing

Bripda Alfindo Ziotri (22), seorang anggota Polres Pesisir Barat asal Lampung Tengah, hilang ditelan ombak

Wakos Reza Gautama
Kamis, 07 Agustus 2025 | 23:21 WIB
Detik-Detik Mencekam di Tebing Goa Matu: Bripda Alfindo Lenyap Ditelan Ombak Saat Mancing
Ilustrasi anggota Polres Pesisir Barat Bripda Alfindo Ziotri (22) hilang ditelan ombak di Goa Matu. [unsplash]

SuaraLampung.id - Sebuah tebing karang yang kokoh di kawasan Pantai Goa Matu, Pesisir Barat, menjadi saksi bisu detik-detik mencekam saat seorang anggota polisi muda lenyap ditelan ombak.

Keceriaan sore hari yang diisi dengan agenda memancing bersama sahabat sontak berubah menjadi operasi pencarian besar-besaran yang dipimpin langsung oleh Basarnas Lampung.

Korban, Bripda Alfindo Ziotri (22), seorang anggota Polres Pesisir Barat asal Lampung Tengah, tak pernah menyangka bahwa hobi yang ia cintai akan berujung pada pertaruhan nyawa.

Pada Rabu sore, 6 Agustus 2025, ia bersama dua rekannya, Bripda Sujadmiko dan Bripda Juan, berangkat menuju surga para pemancing di wilayah Tembakak.

Baca Juga:Aksi Polisi Gadungan di Tubaba: Kuras Rp 170 Juta Bermodal Seragam dan Janji Loloskan Jadi Aparat

Sekitar pukul 17.00 WIB, ketiganya memutuskan untuk mengecek sebuah spot yang menantang di area tebing sekitar Goa Matu.

Bripda Alfindo berdiri di dekat bibir tebing, mungkin tengah mengamati keganasan ombak yang menjadi daya tarik sekaligus bahaya di lokasi itu. Kedua rekannya saat itu tidak menaruh curiga, sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Namun, dalam sekejap mata, takdir berbalik arah. Saat Bripda Sujadmiko dan Bripda Juan kembali menoleh, sosok sahabat mereka, Bripda Alfindo, sudah tidak ada lagi di tempatnya berdiri. Lenyap. Yang tersisa hanyalah debur ombak yang menghantam karang, seolah menyembunyikan sebuah rahasia kelam.

Panik dan tak percaya, kedua rekannya segera menyisir area sekitar, berharap Alfindo hanya terpeleset dan berpegangan di sela karang. Namun pencarian mereka tak membuahkan hasil.

Tiga jam berlalu dalam keputusasaan hingga akhirnya pada pukul 20.05 WIB, rekan korban bernama Zidan membuat panggilan darurat ke Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Lampung.

Baca Juga:Misteri Kematian Brigpol EA di Way Kanan: Ekshumasi Ungkap Luka Mengerikan dan Jejak Narkoba

Laporan tersebut langsung menyalakan alarm. Pukul 20.30 WIB, satu tim rescue dari Pos SAR Tanggamus meluncur menembus malam menuju lokasi kejadian.

"Tim tiba di Kantor BPBD Kabupaten Pesisir Barat pada pukul 00.47 WIB dini hari dan langsung melakukan koordinasi dengan unsur SAR gabungan serta pihak keluarga," ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Lampung, Deden Ridwansah.

Mengingat medan yang terjal dan gelapnya malam, operasi pencarian di laut dan tebing yang berbahaya baru bisa digelar secara efektif keesokan paginya.

Kamis pukul 07.00 WIB, puluhan personel Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Basarnas, Polres Pesisir Barat, Ditpolairud Polda Lampung, BPBD, dan masyarakat setempat berkumpul untuk melaksanakan briefing.
Strategi pun disusun.

Tim dibagi menjadi dua regu (SRU) untuk memaksimalkan area pencarian. Satu regu menyisir lautan menggunakan perahu karet hingga jarak 2,5 mil laut dari titik hilangnya korban. Regu lainnya berjalan kaki, menyisir setiap jengkal bibir pantai sepanjang 1 kilometer, berharap menemukan tanda-tanda keberadaan Bripda Alfindo.

Namun hingga matahari kembali terbenam pada pukul 17.00 WIB, upaya heroik tim gabungan belum membuahkan hasil. Sosok Bripda Alfindo masih menjadi misteri yang ditelan lautan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini