Lampung Gandeng Masyarakat Lawan Terorisme: Pendekatan Holistik Jadi Kunci

Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya melakukan pencegahan melalui pendekatan holistik

Wakos Reza Gautama
Jum'at, 25 April 2025 | 21:50 WIB
Lampung Gandeng Masyarakat Lawan Terorisme: Pendekatan Holistik Jadi Kunci
Pemutaran film Road To Resilience dan bedah buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" di Lampung, jumat (25/4/2025). [ANTARA]

SuaraLampung.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mencegah terorisme dengan menggunakan pendekatan holistik yang melibatkan masyarakat dalam upaya penangulangannya.

"Kita terus meningkatkan kesadaran komunitas serta memperkuat kolaborasi para pemangku kepentingan dalam lima pilar penanggulangan terorisme yaitu repatriasi, rehabilitasi, relokasi, reintegrasi, dan resiliensi," ujar Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung M Firsada, Jumat (25/4/2025).

Ia melanjutkan Pemerintah Provinsi Lampung terus berupaya melakukan pencegahan melalui pendekatan holistik yang melibatkan seluruh elemen masyarakat agar tidak terpapar paham terorisme dan radikalisme.

"Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen dalam upaya pencegahan dan penanggulangan terorisme melalui berbagai program kolaboratif yang melibatkan masyarakat, aparat keamanan, serta lembaga-lembaga terkait, baik dari unsur pemerintah daerah, pusat, maupun sektor swasta," katanya.

Baca Juga:Ilegal Fishing di Lampung Rugikan Negara 9,3 Miliar, Polisi Ungkap Modus Licik Libatkan Anak-anak

Firsada meminta semua pihak untuk bersinergi dalam mengubah pemahaman ideologi bagi yang telah terpapar radikalisme.

"Ini memang bukan tugas yang mudah, namun harus kita lakukan bersama dengan pendekatan holistik," ucap dia.

Sementara Kasubdit Kerja Sama Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Weti Jaswiyati, mengatakan, ancaman terorisme global saat ini berkembang secara dinamis dengan munculnya fenomena Foreign Terrorist Fighters (FTF).

"Fenomena ini telah mengubah lanskap terorisme global dan berdampak langsung terhadap Indonesia, terbukti dengan adanya sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke wilayah konflik akibat paparan ideologi radikal transnasional," ujar Weti.

Dia mengatakan dengan adanya ancaman tersebut maka pemerintah daerah dan berbagai pihak harus senantiasa mendukung program-program pemerintah pusat melalui kerja sama dan kolaborasi lintas sektor.

Baca Juga:Rp100 Miliar untuk Sekolah Rakyat di Lampung, Dimana Lokasinya?

"Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan edukasi serta membangun ketahanan masyarakat terhadap pengaruh ideologi terorisme," tambahnya.

Lawan Terorisme Lewat Film

Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Lampung Hermansyah mengatakan langkah pencegahan radikalisme dan ekstremisme yang mengarah ke terorisme dapat dilakukan melalui pemutaran film dan buku yang bernilai positif.

"Pendekatan pemutaran film bernilai positif akan lebih mudah diterima oleh masyarakat, dan bisa dipilih sebagai bagian dari upaya preventif terhadap penyebaran paham radikalisme di Indonesia," ujar Hermansyah berdasarkan keterangannya di Bandar Lampung, Jumat (25/4/2025).

Ia mengatakan memproduksi film bernilai positif sangat strategis dalam menanamkan kembali nilai-nilai wawasan kebangsaan di tengah tantangan global dan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang dapat menjadi sarana penyebaran paham radikal.

"Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari lebih dari 1.300 suku, ratusan bahasa daerah, enam agama resmi, serta lebih dari 180 aliran kepercayaan. Keberagaman ini telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, dan menjadi kekuatan dalam membangun wawasan kebangsaan," katanya.

Hermansyah melanjutkan bahwa paham radikalisme kini tidak lagi disebarkan secara konvensional, melainkan melalui media sosial yang menyasar kelompok rentan seperti perempuan, anak, dan remaja.

"Bila kelompok seperti anak, remaja, dan ibu rumah tangga terpapar radikalisme yang bersumber dari intoleransi maka kita menghadapi ancaman serius terhadap masa depan bangsa. Oleh karena itu, perlu pendekatan yang lebih lunak, namun efektif dan partisipatif dari seluruh komponen masyarakat salah satunya melalui tayangan film serta buku," ucap dia.

Menurut Hermansyah, dengan upaya preventif yang dilakukan oleh BNPT dengan Ruangobrol, Yayasan Prasasti Perdamaian bekerja sama dengan Universitas Lampung, diharapkan paham radikalisme dan ekstremisme dapat dicegah penyebarannya.

"Melalui film Road to Resilience dan Buku Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah diharapkan bisa meningkatkan nilai-nilai kebangsaan masyarakat serta bisa menanggulangi paham ekstremisme yang mengarah pada terorisme," tambahnya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini