Untuk 2023 ini Sutrisno mengakui program Bumdes masih belum berjalan.
Kehadiran belasan warga, berharap Bumdes harus transparansi dan jangan sampai dimonopoli oleh kepala desa, menurut beberapa warga di Balai Desa bahwa selama ini tidak ada transparansi soal Bumdes.
"Sangat kelihatan bumdes di letakan di rumah pak kades, istrinya sebagai pengelola bumdes, kenapa tidak dimusyawarahkan agar di kelola masyarakat agar tidak terkesan monopoli"ucap sejumlah warga yang ada di kantor desa.
Kepala Desa Braja Indah Syarif mengkalim bahwa pembentukan Bumdes di desanya pada waktu itu sudah dimusyawarahkan dan menurutnya perlu orang orang yang bisa menguasai ilmu komputer untuk mengelola Bumdes.
"Mengurus bumdes tidak sembarang orang kalau tidak bisa menguasai ilmu IT ya runyam makanya saya ambil anak anak muda yang bisa mengoperasikan komputer"Dalih Syarif.
Terkait keterlibatan istrinya sebagai pengelola Bumdes karena menurut dirinya istrinya memiliki ilmu bisnis sebagai pemasar beras. Syarif mengatakan bahwa sudah banyak warga yang ditawari untuk mengelola Bumdes tapi tidak ada yang mau.
"Ini ada apa warga tau tau mempermasalahkan Bumdes 2022, kenapa yang 2018 uang Bumdes yang di bawa kabur lebih 100 juta oleh pengurus dulu tidak di usut. Sementara setelah saya coba benahi dimasalahkan"katanya.
Syarif juga menjelaskan waktu kepemerintahan 2018 kalau, dan Bumdes dibawa kabur oleh pengurus lebih dari 100 juta, bahkan dirinya sudah melapor ke Inspektorat.
"Kalau mau dipersoalkan ya persoalan semua jangan Bumdes yang saya kelola saat ini aja, jangan jangan ini ada kepentingan lain"terang Syarif.