Derita 2 ART Disiksa Majikan di Bandar Lampung: Kerja Tidak Digaji, Dipukuli hingga Ditelanjangi

Mereka setiap hari dianiaya majikan dan anak-anaknya. Parahnya lagi ada yang sampai ditelanjangi.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 25 Mei 2023 | 20:00 WIB
Derita 2 ART Disiksa Majikan di Bandar Lampung: Kerja Tidak Digaji, Dipukuli hingga Ditelanjangi
ART korban kekerasan majikan di Bandar Lampung. [ISTIMEWA]

SuaraLampung.id - Dua asisten rumah tangga (ART) asal Ambarawa, Kabupaten Pringsewu, harus mengalami peristiwa pahit dalam hidupnya.  Mereka diperlakukan bak budak oleh majikannya yang tinggal di Bandar Lampung.

Dua ART itu adalah DD (15) dan DL (23). Mereka setiap hari dianiaya majikan dan anak-anaknya. Parahnya lagi ada yang sampai ditelanjangi.

"Di sana saya diperlakukan seperti digebuk, dijambak, ditinju, ditendang dan dijenturin kepalanya ke tembok," ujar DD membuka kesaksiannya.

Menurut DD, perlakuan tindak kekerasan itu ia dapat ketika melakukan sedikit kesalahan seperti menyapu dan mengepel lantai yang tidak bersih.

Baca Juga:Polisi Angkat Bicara Soal Dugaan Penganiayaan Anak di Kembangan Jakarta Barat

Selama 15 bulan bekerja di rumah itu, DD mengaku tidak pernah digaji. Setiap hari, semua ART di sana disuruh minum obat-obatan seperti paracetamol, amoxilin dan vitamin. 

"Setiap hari disuruh minum obat paracetamol dan amoxilin biar ga sakit. Yang nyuruh majikan perempuan. Harus dikonsumsi terus setiap hari," papar DD.

Menurut pengakuan DD,  ada lima ART yang bekerja di rumah di daerah Kalibalok, Bandar Lampung itu. Semuanya mengalami kekerasan. Namun hanya DD dan DL yang berhasil kabur dari rumah tersebut.

Malam hari sebelum kabur, DD dipukuli oleh majikannya. Sudah tak tahan dengan perlakuan itu, DD bersama DL sepakat untuk kabur. 

 "Kita kabur jam 5 subuh naik tower loncat ke jalan. Minta tolong ama orang-orang. Ditolong sama sopir travel di Kalibalok," ujarnya. Mereka pun langsung melaporkan peristiwa ini ke Polresta Bandar Lampung.           

Baca Juga:Kasus Dugaan KDRT Dosen UNS hingga Istri Babak-belur, Ini Jawaban Pihak Kampus

DL mengaku awalnya bekerja sebagai baby sitter di rumah tersebut. Di hari pertama kerja, DL melakukan kesalahan. Ia tak kuat menggendong anak majikannya yang buang air besar. Alhasil DL ditampar. Dari situ ia diminta bekerja sebagai ART. 

"Habis itu hari-harinya kalau ada kesalahan, kepala dijenturin ke besi," kata DL yang baru tiga bulan bekerja di tempat itu tanpa digaji.

Pernah suatu waktu, DL yang sudah selesai membersihkan rumah, langsung mandi. Majikan lalu melihat ada bekas obat satu helai rambut di lantai.

Tanpa babibu, majikan mendobrak pintu kamar mandi tempat DL mandi. Rambutnya dijambak diseret keluar kamar mandi. Dalam keadaan telanjang, DL disuruh mengepel ulang lantai.

Menurut DL, dua ART lain juga pernah mengalami tindakan tak manusiawi. Dua ART itu kata dia, pernah ditelanjangi lalu dicukur bulu kemaluannya sambil direkam video oleh majikannya.

Sama seperti DD, DL juga dipaksa minum obat-obatan dan vitamin setiap hari. Setiap habis dihajar, DL mengatakan, dipaksa minum obat.

DL lalu mendengar majikannya akan pindah rumah di Jalan Nusantara. Majikannya sudah mewanti-wanti mereka akan dibawa ke sana dan tidak digaji.

DL takut jika nanti pindah ke Jalan Nusantara tidak bisa kabur karena tidak tahu jalan. Ia akhirnya mengajak DD untuk kabur dari rumah tersebut.  Bersama DD, DL memanjat tower jam 5 subuh lalu loncat ke jalan. 

Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra mengatakan peristiwa penganiayaan terhadap dua ART itu terjadi pada 8 Mei 2023.

Namun kedua korban baru melapor ke Polresta Bandar Lampung pada 24 Mei 2023 setelah berhasil kabur dari rumah majikannya.

"Unit PPA melakukan penyelidikan terkait laporan tersebut. Hasil keterangan korban, ada beberapa perbuatan penganiayaan tapi kami menunggu hasil visum," ujar Dennis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini