Guru Besar Fakultas Pertanian Unila yang merupakan dosen Jurusan Ilmu Tanah, Prof. Dr. Ir. Dermiyati, M.Agr.Sc memberi penjelasan mengenai penggunaan pupuk organik bagi tanaman sawit.
Pada dasarnya, kata Dermiyati, semua bahan organik bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Pada pertanaman sawit, batang, cangkang, tandan kosong semua bisa jadi bahan untuk pupuk organik.
"Demikian juga limbah cair atau limbah padat dari proses industri minyak goreng bisa jadi bahan baku pupuk organik," kata Dermiyati.
Tanaman penutup tanah (cover crop) dari tanaman legum atau legume cover crop selain sebagai mulsa yang berperan untuk konservasi tanah dan air.
Baca Juga:Semua Rumah Sakit di Bandar Lampung Siap Hadapi Lonjakan Kasus COVID-19
LCC tersebut juga, terang Dermiyati, bisa sebagai bahan organik atau pupuk organik bagi tanaman sawit karena tanaman legume dapat mengikat nitrogen (N) dari udara karena adanya bakteri rhizobium yang hidup di bintil akar.
"Sehingga LCC yang diaplikasikan ke tanaman sawit dapat menyumbangkan N bagi tanaman sawit"jelas Dermiyati.
Lanjutnya semua sumber bahan organik bisa dijadikan sebagai pupuk organik padat, pupuk organik cair, dan pupuk hayati (biofertilizer).
Biofertilizer merupakan pupuk organik yang mengandung mikroba sehingga dapat membantu ketersediaan hara tanaman, khususnya N dan P.
Perlu diketahui pemupukan juga dilihat dari tanaman sawit dibedakan antara Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM).
Baca Juga:Lihat 2 Anak Tenggelam di Embung Pemanggilan, Pemancing Ikut Tenggelam saat Melakukan Pertolongan
"Karena kebutuhan nutrisinya juga berbeda. Pada TBM lebih kepada untuk pertumbuhan (vegetatif) dan TM pada pembuahan (generatif). Sehingga pola pemupukannya juga berbeda," terangnya.
Perbedaannya pada unsur hara yang diberikan. Pada TBM lebih banyak diberikan N untuk pertumbuhan, sedangkan untuk pembuahan lebih banyak P dan K.
Semuanya N, P, dan K dibutuhkan selama pertumbuhan tanaman. Dermiyati mengatakan, waktu pemupukannya disesuaikan dengan kebutuhan hara tanaman, sebaiknya berimbang antara pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pakar pupuk kompos Suprayitno warga Kabupaten Lampung Timur, Lampung menegaskan bahwa petani sawit swadaya jangan khawatir dengan penggunaan pupuk kompos.
Menurutnya tanaman apapun harus menggunakan kompos yang diimbangi dengan pupuk anorganik.
Sementara efek dari pupuk kimia cukup buruk terhadap unsur tanah sehingga dampaknya bisa memadatkan tanah, membunuh unsur mikroba didalam tanah, dan lama lama tanah kehilangan organik.