Bung Karno lalu keluar Istana menemui para demonstran. Dengan rasa percaya diri, Soekarno menuruni tangga melintasi lapangan menuju jalan raya tempat demonstran berkumpul.
Soekarno tak takut dengan keberadaan panser dan moncong meriam di hadapannya. Ia malah menatap satu per satu senjata artileri itu.
Soekarno lalu melampiaskan kemarahannya pada mereka yang mencoba membunuh demokrasi dengan pasukan bersenjata.
Soekarno lalu berbicara kepada para demonstran seperti seorang ayah berbicara kepada anaknya yang nakal.
Soekarno mengerti ketidakpuasan massa terhadap situasi politik saat itu. Soekarno mengatakan ia tak ingin menjadi diktator dengan membubarkan parlemen.
Ia menjanjikan akan menggelar pemilihan umum secepat mungkin. Kemudian Soekarno memerintahkan massa bubar.
Tanpa ada pertanyaan, ribuan orang itu membubarkan diri sambil berteriak “Hidup Bung Karno! Hidup Bung Karno!”
Kemal Idris menganggap sebuah kesalahan ketika membiarkan Soekarno berpidato di depan massa.
Tujuan yang ingin dicapai menjadi gagal karena SOekarno adalah orator ulung yang mampu mempengaruhi psikologis massa.
Tak lama dari kejadian itu, Sukarno mencopot AH Nasution sebagai KSAD.
Baca Juga:ISESS: Perlu Peran Pimpinan TNI Meredam Reaksi Prajurit Terhadap Effendi Simbolon