SuaraLampung.id - Sejumlah warga mengeluhkan berhentinya kereta api (KA) Babaranjang di perlintasan Jalan Komarudin, Kelurahan Rajabasa Raya, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung, Selasa (19/7/2022).
KA Babaranjang itu berhenti selama 25 di tengah perlintasan sehingga membuat kendaraan yang akan lalu lalang terjebak kemacetan.
Akibatnya, sejumlah siswa yang hendak mengikuti masa perkenalan lingkungan sekolah harus terlambat datang ke sekolah.
Pantauan Lampungpro.co--jaringan Suara.com, KA Babaranjang membuat batu bara menuju Tarahan Panjang, berhenti di perlintasan pukul 06.32 WIB. Rangkaian KA baru bergerak pukul 07.46 WIB.
Baca Juga:Vaksinasi Booster Masih Rendah, Eva Dwiana: Warga Sudah Merasa Aman dengan Vaksinasi Dosis Kedua
Kondisi macet makin parah. Pasalnya, setelah KA Babaranjang berjalan, kendaraan roda dua dan roda empat yang umumnya mengantar anak sekolah itu harus menunggu KA Kuala Stabas melintas dari arah Tanjungkarang menuju Kotabumi.
Akibatnya, kendaraan baru bisa bergerak mulai pukul 07.02 WIB. Dampak KA berhenti itu ekor kemacetan mencapai lebih dari 1 km di masing-masing arah. Dari arah Rajabasa menuju Jalan Soekarno-Hatta ekor kemacetan hingga Pasar Tempel Rajabasa.
Sebaliknya, ekor kemacetan dari arah Jalan Soekarno-Hatta hingga flyover Bypass. Kendaraan terjebak macet total karena tak satu pun petugas tampak membantu mengurai kemacetan.
Saling serobot jalur tak terhindarkan. Hingga menimbulkan pertengkaran sejumlah warga yang merasa jalurnya diserobot kendaraan dari arah berlawanan.
Warga Perumahan Glora Persada Rajabasa, Wahabi, yang ikut terjebak kemacetan itu menyelesalkan manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang tak paham kondisi warga pada jam sibuk mengantar anak sekolah.
Baca Juga:Harga Daging Sapi di Bandar Lampung Turun Usai Perayaan Hari Raya Idul Adha
"Jam segitu kan waktunya anak-anak berangkat sekolah. Diaturlah jam masuk Bandar Lampung agar tak menimbulkan kemacetan. Apalagi ini Babaranjang berhenti total selama lebih 20 menit di perlintasan resmi," kata Wahabi.
Hal senada, disampaikan Wahyuningsih, warga Rajabasa yang anaknya terlambat masuk sekolah di SMPN 2 Pramuka, Rajabasa, yang seharusnya masuk pukul 07.00 WIB . Akibatnya, pintu gerbang sekolah ditutup dan siswa terlambat menunggu diabsen sebelum masuk.
Dia mengatakan suaminya berangkat anaknya pukul 06.30 WIB dan baru tiba di SMPN 2 pukul 07.15 WIB. Seharusnya, kata dia, dengan jadwal berangkat itu tak terlambat jika KA Babaranjang tak berhenti di perlintasan.
Di sisi lain, Saryono warga setempat berharap ada petugas Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan polisi, ditempatkan di jalur tersebut pada pagi hari.
Menurut dia, hampir tiap pagi dan sore jalur ini macet akibat kereta api melintas.
"Hanya ada satu petugas yang mengatur, itu pun hanya berdiri di samping pos jaga, bukan mengatur lalu lintas" kata Saryono.