"Jadi sebenarnya lu nyesel (pensiun dari Youtube)?" tanya Raditya Dika penasaran
"Gua ga nyesel. Cuma gua sadar gua harus lebih business minded," tutur Kajo.
Menurut Radit apakah penyesalan Kajo itu karena dirinya yang terlalu idealis.
"Bukan. Gua ga mungkin menyesali karakter gua sendiri tapi gua sadar society Indonesia ini sangat business minded kalo gua ga business minded gua ga bisa berfungsi semaksimal mungkin," papar Jo.
"Maksudnya lu harus kompromi dengan banyak hal. Jadi lu menyesali kenapa waktu lu bikin YouTube lu ga ke sana?" cecar Radit.
"Gua ga kepikiran. Karena gua sekarang ngomong banyak orang, terus mereka ngomongnya valuasi. Gua taunya valuasi itu PT perusahaan non entertainment. Nah sekarang semua entertainment mau divaluasiin. Nah gua mikir dulu gua punya channel dengan voice yang besar itu kan valuasi," beber Kajo.
Menurut Raditya Dika, valuasi erat kaitannya dengan matriks seperti jumlah views. Kajo mengaku paham dengan matriks tapi dirinya tidak menerima penilaian berdasarkan matriks.
"Sampe sekarang? Trus yang lu sesalin apa? Kenapa lu bilang tadi nyesel?" selidik Radit
"Ga nyesel sih. Gua dilema antara idealis atau berkompromi. Tapi gua sadar kayanya harus berkompromi. Seiring lu dewasa sadar dunia ini bukan lu doang. Banyak orang. Kalo gua cuma ngotot ini pemikiran gua, gua nya ga maju-maju," ucap Jovial.
Jovial lalu menjelaskan lagi mengapa dirinya memutuskan pensiun dari YouTube. Menurutnya, keputusan Youtube memperlebar jangkauan penonton dengan mengajak orang-orang televisi bergabung disesalinya.