Pernah Digadang-Gadang Wapres Prabowo Subianto di Pilpres 2019, Ini Alasan UAS Menolak

UAS menolak menjadi calon wakil Presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2029 lalu.

Tasmalinda
Minggu, 08 Mei 2022 | 17:17 WIB
Pernah Digadang-Gadang Wapres Prabowo Subianto di Pilpres 2019, Ini Alasan UAS Menolak
Ustaz Abdul Somad dan rombongan saat menaiki perahu pompong menuju dusun Bagan Benio, Desa Tasik Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis. [Ist]

SuaraLampung.id - Pendakwah Ustazd Abdul Somad atau UAS sempat digadang-gadang mendampingi Prabowo Subianto di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019.

Bahkan sempat pula saat menghadiri ceramah, UAS mengatakan jika pengalaman yang ia rasakan sudah mirip seperti Wakil Presiden atau Wapres. Di sebuah acara Talkshow, UAS pun disebut akan memberikan efek kejut momen Pemilihan Presiden atau Pilpres jika dipasangkan dengan Prabowo Subianto.

Hadir di kanal YouTube Refly Harun, UAS pun menjelaskan alasan menolak untuk berpasangan dengan Prabowo Subianto. Menurut pendakwah asal Riau ini, ada beberapa alasan yang membuatnya menolak berkecimpung di dunia politik.

Padahal kata Refly Harun, posisi yang digadang-gadang pada UAS, sangat diinginkan banyak orang.

Baca Juga:Satu Pemudik Asal Sumsel Meninggal Dunia Usai Tertimpa Pohon Besar di Bengkulu Tengah

"Sempet nih, digadang-gadang calon pendamping Prabowo Subianto, tapi kenapa tidak mau?" tanya Refly. 

Mendapatkan pertanyaan itu, UAS pun menjabarkan beberapa alasan penolakannya. Alasan pertama karena dari 40 orang cucu dari abah kakeknya, ia termasuk disekolahkan di sekolah agama.

"Abah itu inginnya saya sekolah agama, bahkan dari 40 cucu saya dijanjikan disekolahkan agama. Jika pun beliau tidak ada pun, Abah janjikan pohon kelapa miliknya bakal menyekolahkan," ujar dia.

Selain itu, UAS memastikan akan mengabdikan diri di ilmu agama yang telah dipelajari dan menjadi wasiat sang kakek. "Sampai sekarang pun tidak tergabung di partai. Sampai mati tetap ingin menjadi guru agama," ujar UAS.

Bahkan menurut UAS, jalan hidupnya ialah dengan berperan menyampaikan hadis, menyampaikan syiar guru agama.

Baca Juga:Viral Video Pedagang di Danau Dendam tak Sudah Ngamuk ke Wisatawan asal Sumsel, Ini Kata Gubernur Bengkulu

"Nilai saya itu, ada sebagai guru agama. Saya lebih banyak berperan jika menjadi guru ngaji. Tidak ikut partai," sambung UAS.

Meski Refly empat menyinggung mengenai pendakwa sejuta umat yang akhirnya terjun ke dunia politik, UAS menyikapinya dengan santai.

Menurut ia, hal tersebut merupakan pilihan dari masing-masing orang.

UAS sempat mengutip pertanyaan orang padanya yang menyebutnya jika baju partai terlalu sempit untuk UAS, "Maka biarkan saya menjadi milik semua lapisan umat," pinta UAS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini