SuaraLampung.id - Delegasi Parlemen (Knesset) Israel, diwakili oleh Avi Dichter dan Nira Shpak menghadiri kegiatan Sidang Majelis Ke-144 Inter-Parliamentary Union (IPU) di Nusa Dua, Bali, yang berlangsung pada 20–24 Maret 2022.
Di sejumlah media lokal Israel, banyak judul pemberitaan yang menyebut Israel mengadakan kunjungan resmi ke Indonesia. Dalam berita-berita itu, dua anggota parlemen Israel berfoto sambil membentangkan bendera negaranya di lokasi sidang IPU.
Delegasi DPR Republik Indonesia (RI) menolak klaim sepihak Parlemen Israel yang menyampaikan mereka telah melakukan kunjungan resmi ke Indonesia.
“Tidak ada official visit (kunjungan resmi, Red.), mungkin itu bagian dari upaya (Parlemen Israel) menyampaikan ke kepentingan domestik mereka. Indonesia tetap berkomitmen mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak normalisasi hubungan dengan agresor (penyerang), dalam hal ini, Israel,” kata Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon di BICC Nusa Dua, Bali, Rabu (23/3/2022).
Baca Juga:POPULER: Kemarahan Hotman Paris karena Disuruh Tobat, Kemunculan FC Bekasi Bikin Gerah Supoter Lokal
Ia menegaskan Indonesia sebagai tuan rumah Sidang Majelis Ke-144 IPU wajib mengundang total 178 anggota. Israel merupakan anggota IPU.
Dengan demikian, Indonesia pun mengeluarkan visa untuk delegasi Parlemen Israel agar mereka dapat menghadiri acara sidang.
“Aturannya IPU tidak boleh ada yang tidak diundang sehingga semua anggota IPU pasti diundang,” kata Fadli.
Ia lanjut meluruskan pernyataan yang tepat adalah kunjungan resmi Israel pada kegiatan IPU di Nusa Dua, Bali. Meskipun lokasi acara ada di Indonesia, kunjungan itu tidak terkait secara bilateral dengan Indonesia.
Dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Ketua BKSAP Mardani Ali Sera memperkuat pernyataan Fadli terkait klaim sepihak Israel.
“Salah jika Israel bikin (pernyataan) official visit (kunjungan resmi), karena tidak ada perubahan sikap dari Pemerintah Indonesia,” kata Mardani Ali Sera di sela-sela kegiatannya menghadiri forum-forum IPU di Bali, Rabu.
Ia menegaskan Indonesia tidak mengakui Israel sebagai negara sebelum pihak tersebut menyepakati solusi dua negara (two-state solution).
“Mereka datang atas nama IPU, karena ini acara IPU. Kita sebagai host (tuan rumah) punya kewajiban (menerima). Jadi, kami tolak klaim official visit Israel. Itu klaim sepihak,” terang Mardani.
Ia mengaku delegasi Parlemen Israel dalam beberapa pertemuan IPU kerap menghampiri dirinya dan mengajak bertemu.
“Kemarin saya didatangi. (Saya bilang) no (tidak). (Saya jelaskan) kita berbicara melalui IPU atau UN (Perserikatan Bangsa-Bangsa) saja,” kata Mardani menceritakan isi percakapannya dengan delegasi Israel. (ANTARA)