Kronologi Anaas Tewas Digigit Ular Putih Papua, Sempat Telepon Dokter Minta Pertolongan

Peristiwa ular putih Papua menggigit Anaas Muhtazul'ulum terjadi di Misool Raja Ampat

Wakos Reza Gautama
Senin, 14 Maret 2022 | 11:51 WIB
Kronologi Anaas Tewas Digigit Ular Putih Papua, Sempat Telepon Dokter Minta Pertolongan
Proses evakuasi jenazah anggota Exotic Animal Lovers (Exalos) Indonesia , pemerhati ular Anaas Muhtazul'ulum yang meninggal dunia digigit ular berbisa di Misool, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Sabtu (12/3/2022) dini hari. Dokter jelaskan kronologi Anaas digigit ular putih Papua. [FOTO ANTARA/ HO-Exalos Indonesia]

SuaraLampung.id - anggota Exalos Indonesia Anaas Muhtazul'ulum  tewas akibat digigit ular putih Papua atau Micropechis ikaheka.

Peristiwa ular putih Papua menggigit Anaas Muhtazul'ulum terjadi di Misool Raja Ampat, Provinsi Papua Barat pada Sabtu (12/3/2022).

Dokter ahli gigitan ular berbisa di Indonesia Dr dr Tri Maharani, M.Si. Sp. Em mengungkapkan bahwa 30 menit setelah digigit ular berbisa tersebut, Anaas menghubungi dirinya untuk meminta pertolongan.

Lalu, dokter spesialis kedaruratan yang penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kasus gigitan ular itu mengarahkan korban untuk mendatangi puskesmas terdekat yakni Puskesmas Folley Misool Raja Ampat untuk mendapatkan penanganan secara medis.

Baca Juga:Ungkap Harga Sayuran di Papua Barat, Harganya Bikin Publik Melongo

Ia menjelaskan bahwa Anaas kemudian dibantu diantar oleh masyarakat Papua di Misool Raja Ampat menggunakan transportasi laut menuju Puskesmas Folley guna mendapat perawatan medis.

"Melalui jaringan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saya menelepon dokter di Puskesmas Folley Misool Raja Ampat untuk memberikan langkah-langkah penanganan terhadap korban, namun tidak tertolong karena tidak ada peralatan yang khusus guna penanganan gigitan ular berbisa," katanya.

Dengan kejadian tersebut, Tri Maharani yang menjabat Presiden Toxinology Society of Indonesia itu mengingatkan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar tidak melakukan aktivitas mencari ular Papua, terutama Micropechis ikaheka karena nyawa taruhannya sebab belum ada antiracunnya di dunia.

Menurut dia, masyarakat awam di Papua mengetahui bahwa ular putih adalah ular yang sangat beracun dan mereka menghindarinya.

"Saya pernah melakukan penelitian di Raja Ampat dan saya tahu persis bahwa masyarakat setempat tidak pernah menangkap dan memelihara Micropechis ikaheka karena mereka tahu ular tersebut beracun," katanya.

Baca Juga:Sejarah KKB Papua Kelompok Separatis yang Tak Segan Menyerang secara Brutal

Dikatakannya bahwa korban Anaas berasal dari Klaten, Jawa Tengah dan dia mencari ular di Misool Raja Ampat sehingga peristiwa ini adalah kecelakaan kerja yang tidak seharusnya terjadi.

Sebab, ditegaskannya lagi bahwa aktivitas mencari ular apa lagi Micropechis ikaheka tidak boleh dilakukan karena nyawa taruhannya.

"Anaas bukan pegiat lingkungan dan pemerhati konservasi, tetapi dia mencari ular untuk jual beli dan ada foto-foto yang dikirim kepada saya dari masyarakat di Misool Raja Ampat," demikian Tri Maharani. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini