SuaraLampung.id - Para pedagang sayuran di Pasar Smep Bandar Lampung yang berada di gedung baru di Jalan Batusangkar, Kelapa Tiga, Kecamatan Tanjungkarang Pusat, mengeluh.
Sebab sejak pindah ke gedung baru Pasar Smep empat bulan lalu, dagangan para pedagang sayuran ini tidak laku karena sepi pengunjung.
Saking sepinya pembeli, Sugiharto, pedagang sayuran di Pasar Smep mengungkapkan kondisi gedung baru Pasar Smep seperti pasar mati.
Iya kayak gini, kayak pasar mati," ungkap Sugiharto saat diwawancarai saibumi.com--jaringan Suara.com, Rabu (2/3/2022).
Baca Juga:Harga Gula Pasir di Bandar Lampung Naik Menjadi Rp 14 Ribu per Kg
Mau tak mau para pedagang ini pindah ke pinggir jalan agar jualannya laku.
Risikonya mereka harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP yang melarang berjualan di pinggir jalan.
"Kalau udah jam Pol PP itu enggak ada itu keluar semua, kalau ada masuk lagi. Jadi kayak kucing-kucingan gitu, kayak gitu aja tiap harinya," jelasnya.
Disinggung ihwal para pedagang yang telah dilakukan penggusuran oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung, Sugiharto mengatakan bahwa para pedagang sudah mendaftar untuk mengisi Pasar Smep. Namun, pelaksanaannya tidak dilakukan.
"Kemarin itu ada gusuran/penertiban mereka cuma daftar-daftar aja. Mereka enggak mau pada masuk, karena apa di dalem gini kan enggak laku. Di dalem sini kan susah, kalah sama yang di luar," tukasnya.
Baca Juga:Harga Daging Sapi di Cianjur Sentuh Harga Rp 140.000 per Kilo, Pedagang Keluhkan Minim Pembeli
Selanjutnya, terkait pembayaran lapak, Sugiharto menuturkan bahwa hanya beberapa pedagang yang telah ditarik iuran.
"Masalah biaya itu sebagian udah satu dua yang ditarikin Rp700 ribu setahun," tuturnya.
Sugiharto pun berharap agar Pemkot bisa membantu agar para pedagang di Pasar Smep bisa mendapatkan rejeki.
"Harapan kami, kalau mau di sini rame ya di luar itu bawa masuk semua. Jadi enggak ada iri-iri an. Minta tolong sama bu Wali Kota biar adil bu, di luar itu bawa masuk semua," pungkas Sugiharto.
Pantauan saibumi.com di lokasi terlihat para pedagang mengisi waktu dengan bermain catur dan saling becengkrama satu sama lain.