SuaraLampung.id - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto punya kisah menarik saat masih menjadi taruna Akademi Militer (Akmil). Prabowo pernah ditampar oleh prajurit Korps Komando (KKO) yang kini berubah menjadi Marnir.
Kisah ini Prabowo Subianto ceritakan dalam bukunya Kepemimpinan Militer Catatan Dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto.
Kegiatan taruna Akmil sangat melelahkan karena diisi dengan latihan fisik sepanjang hari. Seorang senior memberikan gula Jawa ke Prabowo. Menurut senior itu memakan gula jawa bisa membuat tubuh tetap prima dan tidak mudah lelah.
Dengan polosnya, Prabowo yang masih tingkat 1 menerima pemberian gula jawa dari seniornya itu. Gula jawa itu ia taruh di kantong celana. Tiba-tiba digelar apel di lapangan Akmil. Prabowo dan teman-temannya berbaris rapi di lapangan.
Baca Juga:Gerindra NTB Rekomendasikan Prabowo Subianto Capres 2024, Ali Utsman Calon Gubernur
Di sana sudah ada seorang berperawakan langsing. Tidak terlihat sedikit pun lemak di tubuhnya. Kulitnya hitam. Sorot matanya tajam dan penuh percaya diri.
Menggunakan baju hijau belel, pria ini berjalan dengan baret ungu tersemat di kepalanya. Kopel dan sepatunya sangat mengkilap. Di dada kirinya terlihat jelas tulisan tiga huruf: KKO. Azwar Syam tulisan yang tertera di papan nama.
Penampilan Azwar Syam langsung mencuri perhatian Prabowo. Letnan KKO Azwar Syam memandangi para taruna yang berbaris di depannya. Ia lalu memeriksa para taruna satu per satu.
Tibalah giliran Prabowo yang diperiksa. Seketika Azwar menghampiri Prabowo langsung memegang kantong celana Prabowo.
“Ada apa ini?” tanya Azwar ke Prabowo.
Baca Juga:Beri Sindiran Menohok, Amien Rais Ajak Emak-emak Pendukung Prabowo Gabung Partai Ummat
Prabowo hanya diam.
Azwar merogoh kantong celana Prabowo dan menemukan gula jawa.
Tanpa babibu, langsung Azwar mengambil tindakan.
“Plaak,” terdengar bunyi memecah keheningan.
Lima jari Azwar menempel di pipi Prabowo.
Prabowo kesakitan. Namun ia hanya bisa menahannya.
Kata Prabowo dialah orang pertama di Kompi 2 C4 yang ditempeleng komandannya. Prabowo tak terima mendapat tamparan dari komandannya.
Ia sempat mempertanyakan mengapa kadet di Akmil ditampar. Prabowo lalu membandingkan dengan pendidikan di Inggris yang melarang ada kekerasan.
Lama tinggal di luar negeri membuat Prabowo gegar budaya. Namun seiring berjalannya waktu Prabowo jadi memahami budaya baru yang ia jalani.
Prabowo tak menaruh dendam terhadap Azwar Syam yang menamparnya di hadapan para taruna.
Lambat laun, Prabowo hormat terhadap Azwar Syam. Bagi Prabowo, sosok Azwar Syam banyak mempengaruhinya dalam hal kepemimpinan.
Setidaknya ada empat hal yang Prabowo pelajari dari seorang Azwar Syam.
Pertama adalah mengenai kerapian. Seorang komandan pasukan di lapangan tidak perlu memakai pakaian baru. Terpenting adalah rapi.
Biarpun pakaian Azwar Syam belel justru menambah wibawanya sebagai komandan. Pakaian yang lusuh itu tandanya sering dipakai di lapangan.
Pelajaran kedua yang Prabowo petik dari Azwar Syam adalah ketegasan. Ketika ada anak buah yang melakukan kesalahan maka harus ditindak tegas. Azwar Syam adalah orang yang berani menampar Prabowo selain orang tuanya.
Nilai ketiga yang didapat Prabowo dari Azwar Syam adalah kedisiplinan. Azwar Syam selalu tiba paling awal setiap apel. Ia juga teliti dalam mengecek senjata.
Terakhir Prabowo melihat Azwar Syam adalah komandan yang peduli terhadap anak buahnya. Azwar tak segan-segan menghadap para dosen jika ada anak buahnya yang mendapat nilai jelek.
Azwar meminta kepada dosen itu untuk memberi kesempatan agar anak buahnya bisa memperbaiki nilai. Dari sosok Azwar Syam, Prabowo belajar bahwa seorang komandan itu harus tegas tapi correct, fisik kuat, mumpuni dan tidak banyak bicara.
Azwar Syam tidak banyak memberikan nasehat kepada anak buahnya. Yang ia lakukan adalah memberikan keteladanan.
Bergabung ke Gerindra
Prabowo bertemu Azwar Syam di tahun 2003 ketika Prabowo sudah menjadi politisi. Ketika itu Prabowo menghadiri acara Partai Golkar di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Acara itu dihadiri para pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat. Alangkah kagetnya Prabowo saat melihat Azwar Syam ada diantara para tamu yang hadir di acara itu.
Saat itu Azwar Syam sudah pensiun dengan pangkat kolonel. Walau sudah berpisah 33 tahun, Prabowo masih mengenali sosok Azwar Syam.
Melihat ada Azwar Syam, Prabowo lalu menyinggungnya saat berpidato. Kepada para hadirin, Prabowo menyampaikan bahwa ada mantan pelatihnya hadir di acara itu.
“Beliau komandan kompi saya di AKABRI yang ketika itu membentuk dan menggembleng saya,” kata Prabowo.
“Tanpa beliau, Prabowo Subianto tidak mungkin menjadi Letnan Jenderal,” kata Prabowo lagi.
“Bagi mereka yang menganggap Prabowo Subianto itu keras jangan salahkan saya.
“Tapi salahkan Pak Azwar Syam karena dia yang menggembleng saya,” seloroh Prabowo disambut tawa hadirin.
Ketika Prabowo mendirikan Partai Gerindra, Azwar Syam bergabung di dalamnya. Saat Prabowo menjadi capres, Azwar Syam juga ikut menjadi tim sukses.