SuaraLampung.id - Seorang mahasiswi asal Indonesia ditemukan meninggal dunia di apartemennya di Toronto, Kanada. Dia diduga meninggal dunia pada 7 Januari dan KJRI Toronto menerima kabar tersebut pada 8 Januari.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha memastikan mahasiswi itu meninggal bukan karena tindak kejahatan.
Dalam pengarahan pers di Jakarta, Kamis (13/1/2022), Judha mengatakan bahwa proses otopsi telah dilakukan terhadap jenazah mahasiswi bernama Grace Karundeng itu.
"Kita masih menunggu hasil saat ini, sesuai dengan hukum privacy law yang ada di Kanada, hasil otopsi akan langsung diberikan kepada keluarga. Jadi, kita menghormati privasi dari keluarga terkait dengan hal ini," kata dia.
Baca Juga:2 Bulan Usai Kecelakaan, Faisal Sering Berhalusinasi Diingatkan Makan oleh Bibi Ardiansyah
Meski demikian, kata Judha, pihaknya telah mendapatkan informasi dari pihak koroner secara informal, bahwa penyebab kematian mendiang bukan disebabkan oleh tindak kejahatan.
Sementara itu, perwakilan Indonesia di Toronto telah melakukan kontak dengan keluarga dan menjalin komunikasi terkait permintaan untuk memulangkan jenazah.
"Kemlu, KJRI Toronto, dan KBRI Ottawa sudah berkomunikasi (melalui) Zoom meeting langsung dengan keluarga untuk menyampaikan follow up permintaan keluarga untuk memfasilitasi repatriasi jenazah ke Indonesia," paparnya.
Judha mengatakan bahwa proses pemulangan jenazah menghadapi sejumlah tantangan, terutama karena adanya pembatasan terkait pandemi COVID-19.
Meski demikian, KJRI Toronto tetap akan mempersiapkan berbagai macam dokumen, dengan bekerja sama dengan otoritas setempat, untuk mengeluarkan surat keterangan kematian dan melakukan proses pemulasaraan jenazah sesuai protokol kesehatan yang berlaku. (ANTARA)
Baca Juga:Ditemukan Tak Bernyawa, Mahasiswi Indonesia di Kanada Meninggal Bukan karena Kejahatan