Jika parah, penderita hipoglikemia bisa tiba-tiba pingsan sehingga berbahaya jika mereka sedang dalam perjalanan, misalnya saat menyetir mobil.
Jika tidak ditangani dengan baik, hipoglikemia bisa mengakibatkan komplikasi seperti kejang-kejang, hilang kesadaran, dan kerusakan otak.
Jika seseorang mengabaikan atau tidak menyadari gejala hipoglikemia,dua dapat mengalami ketidaksadaran hipoglikemia. Ketika gejala hipoglikemia tak disadari atau diabaikan berulang kali, tubuh menjadi kurang sensitif terhadap gejala tersebut.
Akibatnya, otak tak lagi bisa merespons kadar gula darah yang turun hingga berdampak fatal terhadap kondisi pasien.
Baca Juga:Dokter Ungkap Alasan Pengidap Diabetes Rentan Alami Gula Darah Rendah
Cara deteksi
Ada beberapa cara mendeteksi hipoglikemia melalui tes kadar gula darah. Secara umum, tes gula darah dilakukan sebelum dan setelah makan untuk mengetahui perubahan kadar gula darah berdasarkan konsumsi makanan dan minuman selama rentang waktu itu.
Bagi pengidap diabetes tipe 1, direkomendasikan melakukan tes darah sebelum makan, sebelum dan setelah berolahraga, sebelum tidur, dan saat malam hari.
Tes harus lebih sering jika orang tersebut sedang sakit, mengubah rutinitas sehari-hari, atau mengonsumsi obat baru. Sedangkan waktu tes bagi pengidap diabetes tipe 2 tergantung jenis dan jumlah insulin yang digunakan. Biasanya tes dilakukan sebelum makan dan sebelum tidur malam.
“Saat ini sudah banyak alat tes gula darah konvensional yang akurat, mudah dibawa ke mana saja, dan gampang digunakan. Cukup masukkan jari ke alat yang dilengkapi jarum kecil untuk mengambil sampel darah dan teteskan darah pada strip pengujian, dalam beberapa detik kemudian sudah bisa diketahui kadar gula darah seseorang. Tapi tetap harus dicek apakah alat tersebut sudah punya izin. Cara penggunaan juga harus diperhatikan agar hasilnya akurat,” katanya.
Baca Juga:CEK FAKTA: Kabar Duka Dorce Gamalama Meninggal dan Beri Pesan Terakhir Ini, Benarkah?
Untuk mendiagnosis hipoglikemia, dokter tidak hanya melihat hasil tes kadar gula darah. Dokter juga akan memeriksa gejala yang terjadi dan mengecek apakah kadar gula darah kembali normal setelah gejala hilang.
Di rumah sakit, pasien hipoglikemia akan diberi infus berisi larutan glukosa untuk memulihkan kadar gula darah. Ada juga tablet glukosa yang bisa diberikan kepada pasien. Untuk pasien diabetes yang rentan mengalami hipoglikemia, terdapat glucagon kit berupa suntikan glukosa yang bisa diberikan ketika gejala muncul.
Namun, pada dasarnya kadar gula darah bisa dikembalikan dengan mengonsumsi makanan dan minuman mengandung glukosa secukupnya, seperti teh manis, permen, jus buah dan madu.
Setelah 15 menit, cek lagi kadar gula darah untuk mengetahui apakah sudah pulih atau belum. Ulangi lagi langkah sebelumnya jika kadar gula darah belum normal,
Jika setelah mengonsumsi makanan dan minuman berglukosa kadar gula darah tetap belum kembali normal, segera berobat ke dokter. Begitu juga jika gejala memburuk karena ketidaksadaran hipoglikemia, segera datangi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat pengobatan.
Menurut dr. Fakhrunnisa, Sp.S, bagi pasien yang bukan penderita diabetes, pastikan makan secara teratur dan hindari minuman beralkohol.