SuaraLampung.id - Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Udara Omar Dani dituduh terlibat Gerakan 30 September 1965 (G30S). Ia ditangkap sepulang dari kunjungan kerja di Kamboja pada 20 April 1966.
Omar Dani bersama istri dan kelima anaknya langsung ditahan di komplek peristirahatan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) di Cibogo, Bogor, dengan tuduhan terlibat G30S.
Di sana, ternyata sudah ada bapak dan ibu Omar Dani. Walau tak terlibat G30S, mereka ditahan lebih awal seminggu dari Omar Dani. Mulailah Omar Dani menjalani hidupnya sebagai seorang tahanan negara.
Di Cibogo, Omar Dani melewati malam dengan berbincang bersama sang ayah. Pada suatu malam, Omar Dani menceritakan mimpi aneh yang dialami istrinya Sri Setiani.
Baca Juga:Sumpah Pimpinan Ponpes Somalangu Syekh Mahfudz: Ahmad Yani Bakal Tewas Menyedihkan!
Dikutip dari Buku "Tuhan, pergunakanlah hati, pikiran, dan tanganku: Pledoi Omar Dani" Omar Dani cerita sang istri mengalami mimpi aneh tiga hari berturut-turut.
Mimpi pertama sang istri melihat almarhum Jenderal Ahmad Yani yang diam saja. Jenderal Ahmad Yani adalah salah satu korban G30S. Jasad Ahmad Yani bersama enam orang lainnya ditemukan di sebuah sumur tua di Lubang Buaya.
Esok harinya, istri Omar Dani kembali mengalami mimpi bertemu Jenderal Ahmad Yani. Mimpi itu masih berlanjut pada malam berikutnya.
Di mimpi ketiga, istri Omar Dani melihat Jenderal Ahmad Yani mengenakan pakaian kebesaran militer lengkap dengan bintang jasa. Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Ahmad Yani. Sang jenderal hanya mengumbar senyum ke istri Omar Dani.
Mendapat mimpi aneh tiga hari berturut-turut membuat istri Omar Dani ketakutan. Ia menceritakan ke suaminya mengenai mimpi yang dialami selama tiga malam.
Baca Juga:Bali di Masa G30S 1965, Sarjana dari Beragam Latar Belakang Partai Bertikai
Sebagai suami, Omar Dani menenangkan sang istri dan memberitahu bahwa mimpi itu adalah pertanda baik. Omar Dani lalu menggelar acara tahlilan pada malam Jumat untuk mendoakan arwah Jenderal Ahmad Yani.
Omar Dani mengundang anggota Kedubes RI di Kamboja dan beberapa orang muslim Khmer dari masjid setempat untuk mengikut tahlilan.
Usai tahlilan, giliran Omar Dani yang mengalami mimpi aneh. Dalam mimpinya ia berada di rumah sakit yang seperti rumah sakit di Halim.
Dalam mimpinya, Omar Dani berjalan menyusuri selasar rumah sakit hingga sampai di sebuah ruangan luas. Di ruangan itu berjejer beberapa tempat tidur pasien.
Omar Dani melihat ada satu orang berbaring di ranjang pasien rumah sakit. Orang itu berpakaian piyama serba putih. Orang tersebut lalu menoleh ke arah Omar Dani sembari tersenyum.
Orang itu bangkit dari tidurnya lalu duduk sambil melambaikan tangan kanannya ke Omar Dani.
"Hei Dan," seru orang tersebut. Omar Dani kaget. Ia tak percaya sosok yang dilihatnya.
"Lho kamu kan sudah meninggal?" tanya Omar Dani. Orang yang dilihatnya itu ialah Jenderal Ahmad Yani.
"Aku tidak apa-apa kok. Eh, Dan, Mbakyumu beserta anak-anak akan segera datang. Kali ini adalah kunjungan pertama. Kamu agar menunggu di sana. Mereka masih marah sama kamu," kata Ahmad Yani sambil menunjuk ke kamar sebelah kanan.
Omar Dani segera masuk ke kamar yang ditunjuk Ahmad Yani. Tak lama kemudian, terdengar suara langkah sepatu. Ya istri dan anak-anak Ahmad Yani datang berkunjung. Sampai di situ, Omar Dani terbangun dari tidurnya.