SuaraLampung.id - Lifter kelahiran Lampung, Eko Yuli menyumbang perak setalah Windy Cantika menyumbang perunggu di Olimpiade Tokyo. Eko Yuli Irawan gagal menebus medali emas Olimpiade setelah kalah bersaing dari lifter China Li Fabin.
"Eko hanya mampu finis di posisi ke-2 kelas 61kg putra dengan total angkatan 302kg, dengan snatch 137kg serta clean and jerk 165kg", demikian catatan resmi Olimpiade, Minggu.
Persaingan atas perebutan medali emas kelas 61kg putra sudah terasa sejak awal antara dua juara dunia, Eko Yuli Irawan dan lifter asal China Li Fabin.
Eko Yuli Irawan mengawali angkatan snatch dan sukses membuka angkatan pertamanya seberat 137 kg. Sementara itu, Li Fabin gagal pada angkatan pertama dengan berat beban yang sama.
Baca Juga:Bandarlampung Perpanjang PPKM hingga 8 Agustus 2021, Ini Kata Pempov Lampung
Eko Yuli mencoba menaikkan beban menjadi 141kg pada kesempatan kedua. Sayangnya, barbel tersebut gagal diangkatnya.
Pertandingan kian menegangkan ketika Li Fabin sukses mengangkat snatch 137kg pada kesempatan keduanya lalu menaikkan beban menjadi 141kg pada percobaan ketiga.
Eko gagal membayar kegagalan pada kesempatan kedua karena ia lagi-lagi tidak berhasil dengan angkatan snatch 141kg pada percobaan ketiga sehingga angkatan snatch terbaik Eko hanya 137kg, sementara Li Fabin 141kg.
Pada kategori clean and jerk, Eko berhasil mengawali angkatan seberat 165kg. Demikian pula dengan Li Fabin mampu membuka angkatan 166kg.
Li Fabin kembali sukses melakukan clean and jerk 172kg pada percobaan kedua sekaligus mencatatkan rekor Olimpiade.
Baca Juga:Nama Jaksa Agung R Soeprapto Diresmikan Nama Jalan di Lampung
Lifter kelahiran Lampung itu pun harus puas dengan medali perak seusai gagal melakukan clean and jerk 177kg pada percobaan terakhir.
Ini menjadi medali kedua bagi Indonesia di Olimpiade Tokyo. Sebelumnya, lifter Windy Cantika menyumbangkan medali perunggu di kelas 49kg putri. (ANTARA)