Isoman Anak-anak
Meningkatnya kasus COVID-19 pada anak saat ini pun sedang terjadi di tanah air dan merupakan persoalan baru yang harus segera ditangani.
Anak juga perlu mendapatkan perawatan yang baik selama masa isolasi agar cepat pulih. Menerapkan isolasi mandiri kepada anak pun dapat dilakukan hingga kembali sehat.
Namun dalam pengerjaannya, perlu diperhatikan beberapa hal agar kondisi anak tetap fit.
Baca Juga:Sejumlah Dokter di Natuna Terkonfirmasi Positif Covid-19, Diduga Tertular Dari Pasien
Pada edukasi selanjutnya, Jonathan Surentu tidak menyarankan isoman dilanjutkan pada anak jika mengalami demam, batuk dan disertai sesak secara bersamaan dengan saturasi oksigen kurang dari 95 persen.
Ia menyarankan penghentian isolasi mandiri pada anak jika perilaku anak mengalami gejala banyak tidur atau saat bernafas menyisakan cekungan di dada, mengalami demam berkelanjutan dan kejang. Ia menegaskan pentingnya anak agar segera dibawa ke rumah sakit.
Mewaspadai perilaku anak yang turut melakukan Isoman yang sulit makan dan minum serta buang air kecil mulai berkurang, merupakan gejala yang harus ditangani segera oleh dokter dirumah sakit.
Ia menambahkan, jika terjadi penurunan kesadaran dan sulit bernapas pada anak maka, hentikan isoman dan segera lakukan tindak lanjut untuk ke rumah sakit.
Lapor RT
Baca Juga:Polda Metro Gandeng RM Padang Buat Masak Rendang untuk Warga yang Isoman
Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan tips apabila hasil tes dinyatakan positif tapi tidak merasakan gejala serius yang membutuhkan bantuan medis atau tanpa gejala sama sekali.