Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 24 Januari 2025 | 17:19 WIB
Petugas menyiapkan kantong berisi garam yang akan ditabur dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan, Lampung, Kamis (23/1/2025). [ANTARA]

SuaraLampung.id - Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyemai dua ton garam ke langit Provinsi Lampung dan Jawa Tengah, Jumat (24/1/2025).

Penyemaian garam ini dilakukan demi mempercepat penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda dua provinsi tersebut.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari berharap intensitas hujan di Provinsi Lampung dan Jawa Tengah bisa dikendalikan setelah penyemaian garam atau Natrium Klorida (NaCl)yang dilakukan dalam rangkaian operasi modifikasi cuaca tersebut.

BNPB mengkonfirmasi operasi modifikasi cuaca tersebut dimulai sejak Kamis (23/1/2025) dan masih akan berlangsung setidaknya sampai dengan Sabtu (25/1/2025).

Baca Juga: Penerimaan Pajak Lampung 2024 Tembus Rp9,27 Triliun, Melebihi Target!

Adapun hujan intensitas deras yang mengguyur Provinsi Lampung dan Jawa Tengah dalam sepekan terakhir ini memicu terjadinya bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di dua provinsi tersebut pada medio 20-22 Januari.

Menurut dia, tim petugas gabungan di masing-masing daerah terdampak di Lampung dan Jawa Tengah sampai saat ini masih melakukan penanganan darurat bencana seperti mengevakuasi warga, pendataan korban menderita dan juga mendistribusikan bantuan logistik.

Oleh karena itu, kata dia, potensi hujan perlu diresdistribusikan supaya tidak mengguyur dengan deras ke kawasan yang terdampak bencana tetapi hujan diarahkan ke laut. Hal ini sebagaimana pengalaman yang dilakukan BNPB dalam beberapa operasi modifikasi cuaca sebelumnya.

Adapun berdasarkan data BNPB, banjir melanda lima kabupaten/kota di Provinsi Lampung dengan dampak kerusakan cukup signifikan pada medio 20-22 Januari.

Mulai dari sebanyak 14.842 unit rumah warga dan mengakibatkan dua orang meninggal dunia di Kota Bandar Lampung.

Baca Juga: Dramatis! Detik-detik Pekerja Toko di Lampung Timur Selamat dari Kobaran Api

Kabupaten Lampung Tengah 264 unit rumah dan 2 unit jembatan rusak hingga 81 hektare lahan. Kabupaten Pringsewu sebanyak 629 orang warga mengungsi.

Di Lampung Timur sebanyak 2.183 orang mengungsi dan merendam 4.456,4 hektare sawah. Kabupaten Lampung Selatan terdata sebanyak 18 rumah rusak dan 146 hektare sawah terendam banjir.

Pada periode yang sama hujan intensitas deras juga memicu terjadinya bencana banjir dan disertai tanah longsor dengan jumlah korban dan dampak kerusakan infrastruktur yang signifikan seperti jembatan, jalan, dan hingga rumah warga di Kabupaten Pekalongan, Grobogan, Kendal, Batang dan Demak di Provinsi Jawa Tengah.

Sementara ini dilaporkan ada lebih dari 30 ribu orang warga menderita akibat bencana di lima kabupaten tersebut.

BNPB memastikan sampai dengan Kamis (23/1/2025) ada sebanyak 22 orang warga meningga dunia termasuk balita berusia 5 bulan, 13 orang luka-luka, dan masih ada empat orang hilang dalam proses pencarian di Desa Petungkriyono, Pekalongan. (ANTARA)

Load More