Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 16:59 WIB
Petani anggota PP Gapsera tengah menunjukkan produk beras organik Berasera hasil penerapan pertanian sirkular di Lampung. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menyatakan pertanian sirkular dapat memperkuat ketahanan pangan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Achmad P Subarkah mengatakan, salah satu peran BI saat ini adalah fokus kepada ketersediaan pasokan.

"Ini dilakukan dengan penguatan ketahanan pangan melalui berbagai strategi seperti meningkatkan penggunaan alat mesin pertanian, saprotan, dan implementasi pertanian sirkular," ujar Subarkah, Sabtu (26/10/2024).

Ia mengatakan implementasi pertanian sirkular untuk memperkuat ketahanan pangan telah dilakukan kepada petani klaster padi binaan BI, yakni Kelompok Tani (Poktan) Gapsera Sejahtera Mandiri yang ada di Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.

Baca Juga: Polisi Siapkan Pengamanan Ketat Debat Perdana Pilkada Bandar Lampung 2024

Di sana ada peternakan dengan jumlah 70 ekor kambing, yang nanti kotoran ternaknya digunakan untuk pupuk organik bagi penanaman petani Gapsera dengan jumlah petani 100 orang dan luas lahan 25 hektare.

Selain itu ada juga pupuk organik yang berasal dari peternakan mitra milik peternak perorangan yang disalurkan ke 52 orang petani mitra di 20 kelompok tani dengan luas lahan 50 hektare.

Dari hasil panen petani Gapsera atau pun petani mitra akan dikeringkan dengan alat pengering berkapasitas 10 ton per hari. Dari proses itu arang sekam dapat digunakan pula untuk pupuk organik.

Kemudian hasil panen dibawa ke rice milling unit sekala kecil untuk membersihkan batu, memecah kulit, dan pemilahan warna.

"Kapasitasnya pada semester I-2024 mencapai 5 ton per hari, namun setelah memperoleh batuan upgrade kapasitas paddy husker di semester II-2024 kapasitas mencapai 5 ton per hari," ujar Subarkah.

Baca Juga: Ngeri! Debt Collector Diacungkan Golok Saat Tagih Angsuran Motor di Bandar Lampung

Kemudian dari proses itu petani binaan menghasilkan produk beras organik, beras nonpestisida, beras premium dan beras superslyp yang tersertifikasi. Produk dari hasil penerapan pertanian sirkular tersebut di pasarkan secara daring dan secara offline.

Load More