SuaraLampung.id - Pelaku pencoblos ratusan kertas suara di tempat pemungutan suara (TPS) 19 Way Kandis, Tanjung Senang, Bandar Lampung diduga adalah Ketua Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS).
Dugaan ini muncul berdasarkan fakta bahwa kotak suara yang akan digunakan tersimpan di rumah Ketua KPPS TPS 19 Way Kandis.
Anggota Bawaslu Bandar Lampung, Oddy Marsya JP mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus menyelidiki dan melakukan pendalaman, serta dibahas bersama di dalam internal Bawaslu.
"Saat ini masih bahas internal di Bawaslu, kami meminta arahan apa yang harus kami penuhi agar diregistrasi ke Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu)," kata Oddy Marsya JP, dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com, Senin (19/2/2024).
Baca Juga: Kernet Truk Tangki BBM Aniaya ODGJ hingga Tewas, Ini Penyebabnya
Menurut Oddy, seharusnya yang paling tanggung jawab untuk menjaga kotak suara ranahnya di KPU, PPK, lalu turun ke KPPS.
Menurut mereka (para petugas penyelenggara) pendistribusian surat suara sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan dijaga dari KPU.
Kemudian ada juga proses sortir lipat yang rusak untuk dimusnahkan, lalu yang tidak rusak diantarkan ke kecamatan masing-masing.
"Saat H-1 itu langsung diantar ke TPS masing-masing, untuk di TPS 19 itu diletakkan di rumah Ketua KPPS. Untuk indikasi dicoblos di sana, kami belum mengetahuinya," ujar Oddy Marsya JP.
Jika nantinya benar-benar terbukti, para pelaku pencoblos surat suara di TPS 19 Way Kandis, Tanjung Senang, Bandar Lampung terancam hukuman pidana empat tahun penjara dan denda Rp48 juta.
Baca Juga: Jangan Panik, Eva Dwiana Jamin Stok Beras Aman hingga Idul Fitri 1445 H
Sementara dari hasil pemeriksaan terhadap nama dua Caleg yang tercoblos yakni Sidik Efendi (Caleg PKS DPRD Bandar Lampung) dan Nettylia Syukri (Caleg Demokrat DPRD Lampung), menurut Oddy, mereka keterangannya hampir sama.
Mereka mengaku tidak pernah merasa memerintahkan orang, bahkan mereka mengaku tidak pernah turun kampanye di lingkungan TPS 19 Way Kandis.
Disinggung terkait kedekatan Ketua KPPS dan anggotanya dengan Caleg yang tercoblos, Oddy menyebut, untuk Nettylia Syukri tidak mengetahuinya karena timnya juga tidak pernah turun.
Namun untuk Caleg Sidik Efendi, ia mengakui kenal dengan Ketua KPPS TPS 19 Way Kandis namun bukan kenal teman biasa, tapi kenalnya hanya sebagai pengurus masjid.
Begitu juga informasi dugaan para KPPS diberikan imbalan, itu sudah sempat ditanyakan Bawaslu ke dua Caleg tersebut, namun mereka bilang hanya kampanye biasa dengan bagi-bagi mug dan banner, tidak ada imbalan apapun.
Berita Terkait
-
Kernet Truk Tangki BBM Aniaya ODGJ hingga Tewas, Ini Penyebabnya
-
Jangan Panik, Eva Dwiana Jamin Stok Beras Aman hingga Idul Fitri 1445 H
-
Diperiksa Bawaslu, Caleg Demokrat Nettylia Syukri: Saya tak Kenal KPSS TPS 19 Way Kandis
-
Caleg PKS Sidik Efendi Bantah Perintahkan KPPS Coblos Namanya Sebelum Pemilihan
-
4 TPS di Lampung Gelar Pemungutan Suara Ulang Disebabkan Karena Ini
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Hati-hati Timnas Indonesia, Alex Pastoor Masuk Daftar Calon Pelatih Ajax Amsterdam
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
Terkini
-
Momentum Kebangkitan Nasional, Ini 7 Bukti BRI Bantu Pulihkan Ekonomi Indonesia
-
3 Amplop DANA Kaget Hari Ini, Cek Nilainya Ratusan Ribu Rupiah
-
Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus Rp796 Triliun, Terbesar di Indonesia
-
Desa BRILiaN Hargobinangun di Lereng Merapi: Hasil Inovasi UMKM Bersama BRI
-
Di Antara Kabut Batu Tegi: Petani, Konservasi, dan Jalan Panjang Menuju Harmoni