Tidak hanya di pesisir Pasir Sakti, PHE OSES juga membantu pelestarian hutan mangrove di Desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai.
Ketua KTH Bina Lestari Zainal Arifin menuturkan, Pertamina PHE OSES sudah dua tahun berkontribusi dalam pengembangan tanaman mangrove di Desa Sriminosari.
Zainal mencatat PHE OSES menyumbangkan 20 ribu bibit mangrove di hutan mangrove yang dikelola kelompok taninya.
"Janji perusahaan tersebut akan menjadikan program berkelanjutan terkait dengan pengembangan hutan mangrove," kata Zainal.
Baca Juga: Terlibat Curanmor, Anggota Polres Lampung Timur Dipecat
Berkat bantuan PHE OSES, hutan mangrove seluas 500 hektare itu kini menjadi objek wisata yang cukup menarik. Wisatawan bisa menikmati berbagai unggas di sekitar hutan mangrove yang diberi nama wisata Pandan Alas itu.
Awal berdirinya hutan mangrove di Desa Sriminosari tersebut berawal dari peristiwa abrasi yang cukup besar pada 2013 lalu. Warga khawatir terjadi kerusakan lingkungan yang cukup parah dan berdampak pada areal pemukiman warga.
Kekhawatiran ini membuat beberapa warga menghibahkan tanahnya yang dekat dengan pesisir laut untuk dijadikan hutan mangrove guna menangkal kerusakan lingkungan yang lebih luas.
Kini keberadaan hutan mangrove itu membawa dampak positif bagi nelayan karena hasil tangkapan ikan menjadi berlimpah.
"Artinya jika semua pihak bisa bersinergi mengembangkan hutan mangrove bersinergi menjaga alam maka ke depan akan menjadi sebuah energi bagi masyarakat tentunya soal perekonomian," terang Zainal.
Baca Juga: Gerebek Pasangan bukan Suami Istri di Kamar Kos, Penjaga Indekos di Batanghari Ditangkap Polisi
Kontribusi Melindungi Pantai dari Abrasi
Head of Comrel & CID PHE OSES Indra mengatakan, program pemberian bantuan bibit mangrove ini merupakan bentuk kontribusi pihak perusahaan dalam melindungi pantai dari abrasi.
Menurut dia, program ini sejalan dengan upaya Pertamina menurunkan emisi karbon di sekitar wilayah kerjanya termasuk di Lampung Timur.
"Kami juga mendukung SDG 13 dan 15 dengan melibatkan masyarakat sekitar untuk penanaman dan perawatan mangrove sebagai bentuk pemberdayaan," jelas Indra.
Indra mengatakan, ekosistem pesisirmampu mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dibanding hutan daratan.
Ekosistem pesisir meliputi hutan mangrove, rawa payau, dan padang lamun, menjadi faktor penting yang diidentifikasi sebagai upaya mitigasi perubahan iklim.
Berita Terkait
-
Terlibat Curanmor, Anggota Polres Lampung Timur Dipecat
-
Gerebek Pasangan bukan Suami Istri di Kamar Kos, Penjaga Indekos di Batanghari Ditangkap Polisi
-
Hilang Usai Tersambar Petir di Perairan Kuala Seputih, Nelayan Ini Ditemukan Meninggal
-
Masuk TNWK Bawa Senpi Rakitan, Pria Ini Diringkus Polres Lampung Timur
-
Potret Suram Pesisir Sumut, Antara Deforestasi dan Perubahan Iklim
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi HP Infinix RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Layar AMOLED, Resolusi Kamera Tinggi
- 45 Kode Redeem FF Terbaru 30 Juni: Ada Emote Keren dan Bundle Menarik
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
Pilihan
-
Demo Zero ODOL, Menko Airlangga: Semua Aspirasi Kita Tampung!
-
Gara-gara Keributan Antar Kampung, Sekolah di Mataram Ini Hanya Dapat 2 Siswa
-
PMI Manufaktur RI Anjlok, Menko Airlangga: Industriawan Lagi Pesimistis!
-
Rekomendasi 5 Tisu Pembersih Makeup Terbaik, Lembut dan Maksimal Angkat Kotoran
-
Prabowo Bakal Luncurkan Lembaga Baru Demi Genjot Produktivitas Warga RI, Bawa-bawa Ormas
Terkini
-
BRI Andalkan AgenBRILink untuk Permodalan dan Akses UMKM
-
Dukungan BRI Buka Peluang Ekspor bagi Produsen Camilan Sehat Casa Grata
-
BRI Salurkan KUR Rp69,8 Triliun ke 8,3 Juta UMKM untuk Dorong Sektor Produksi
-
Tak Perlu Khawatir, BRI Tetap Layani Transaksi Saat Libur Panjang Tahun Baru Islam
-
BRI Raih Posisi Tertinggi sebagai Institusi Keuangan No.1 RI versi Fortune Southeast Asia 500