"Tidak ada asuransi hanya dapat uang Rp. 10 juta entah dari mana, yang pasti uang itu diberikan oleh pihak Balai TNWK untuk tambahan pelaksanaan yasinan selama 7 hari," terang Sulastri.
Saat ini Sulastri jadi perempuan kepala keluarga yang harus menghidupi 2 anaknya. Kematian Yarkoni seolah hanya menjadi sejarah kelam bagi keluarga mereka, karena kematian Yarkoni akibat diinjak gajah tak pernah dikenang sebagai korban atau pejuang yang menyelamatkan tanaman di lingkungannya dari gajah liar. Tak ada penghargaan atau balas jasa dari pemerintah untuk Yarkoni.
Siti Rokhayah juga mengalaminya. Para perempuan khususnya ibu rumah tangga yang ada di Dusun 1, Desa Rantau Jaya meronta dengan kondisi yang ada, yaitu dengan adanya konflik gajah liar yang selalu merangsek tanaman petani.
Meskipun perempuan disana tidak berhadapan langsung dengan satwa dan hutan, tapi dampak yang tidak di inginkan juga dirasa oleh perempuan. Seperti setiap malam suami mereka harus menjaga tanaman dari pukul 19.00 hingga pagi hari.
"Dampaknya kami was-was, malam yang seharusnya bisa bersama dengan anak istri, suami harus bermalam di kebun, tapi semua itu demi utuhnya tanaman kami,"katanya.
Karena setiap ada kerusakan tanaman akibat gajah liar, Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur ataupun pihak Balai TNWK seolah tidak mau bertanggung jawab seperti mengganti rugi tanaman yang dimakan gajah liar.
Sulastri, sudah 7 bulan ini harus bekerja keras menghidupi dua anaknya. Sejak suaminya meninggal, dia harus bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak menentu, dengan penghasilan tidak lebih dari 50 ribu per hari untuk kebutuhan makan sehari hari.
Perempuan yang tinggal di Desa Tambahdadi, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur itu selain bekerja serabutan, setiap hari harus mencari rumput untuk pakan 3 ekor sapinya.
"Selama suami meninggal saya buruh apa saja, terutama buruh buruh di sawah, sambil mencari rumput untuk pakan sapi peninggalan suami,” kata dia.
Baca Juga: Daftar Calon Sementara DPR Dapil Sumsel I: Ada Mantan Wagub, Wali Kota Sampai Menantu Gubernur
Apalagi kata dia, anaknya yang nomor dua masih usia 5 tahun masih membutuhkan banyak uang untuk keperluan sekolah, sementara anak pertamanya yang sudah lulus SMA sudah merantau mencari nafkah semenjak ayahnya meninggal.
Selama 7 bulan, ia merasa berat untuk mencari nafkah dan menghidup anak-anaknya.
Persoalan yang dialami oleh petani penyangga baik kerugian materi akibat tanaman yang rusak atau dimakan rombongan gajah liar hingga ada korban jiwa sudah terjadi selama bertahun-tahun.
Pengurus Forum Rembuk Desa Penyangga (FRDP) sudah sering melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Lampung Timur ataupun dengan Balai TNWK.
"Sudah bosan kami mengusulkan permohonan agar petani yang tanamannya rusak akibat gajah bisa diganti rugi. Petani yang meninggal akibat gajah liar agar dapat asuransi tapi tidak pernah ditanggapi," kata Pengurus FRDP Hutan TNWK, Prayitno saat di temui Jumat (118/2023).
Sebagai pengurus forum desa penyangga, tentu persoalan konflik gajah liar dengan petani belum ada solusi, artinya konflik tersebut masih terus terjadi. Persoalan sosial tersebut tidak hanya menjadi persoalan bagi laki-laki, namun kaum perempuan khususnya yang suaminya sebagai petani penyangga hutan juga merasakan dampak negatif.
Berita Terkait
-
Dialog Konservasi Gajah Sumatera Bersama Warga Penyangga Taman Nasional Way Kambas
-
Detik-detik Tiga Gajah di Riau Kibarkan Bendera Merah Putih
-
Tiga Ekor Gajah Sumatera Ikut Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI
-
BREAKING NEWS! Gajah Sumatera Ditemukan Mati di Hutan Way Kambas, Organ Sudah Membusuk
-
Berduka Lagi, Anak Gajah Riau Mati di Peringatan Hari Gajah Sedunia
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Predator Anak di Kalianda Diciduk Polisi, Satu Buron Masih Diburu
-
Akad Massal KUR BRI Jadi Bukti Nyata Dukungan pada Ekonomi Kerakyatan
-
BRI 130 Tahun: Konsistensi dan Inovasi di Era Transformasi Digital
-
Ketua Bawaslu Mesuji Deden Cahyono Dijebloskan ke Penjara Terkait Korupsi Dana Pilkada
-
Kakek Bejat di Bandar Lampung Diduga Cabuli 3 Bocah SD Tetangga, Nyaris Diamuk Massa