SuaraLampung.id - Struktur pasar industri lada hitam di Lampung berada pada struktur pasar oligopoli. Ini terlihat dari hanya adanya tujuh pelaku usaha besar pada industri lada hitam di Lampung.
Kepala Kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah II Wahyu Bekti Anggoro mengatakan, produksi lada hitam di Provinsi Lampung hanya diserap tujuh eksportir.
"Dari tujuh pelaku usaha tersebut terdapat dua pelaku usaha penanaman modal asing (PMA)," kata Wahyu Bekti Anggoro, dalam siaran pers, Senin (19/6/2023) dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
KPPU menilai Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar Indonesia. Berdasarkan data Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2021-2023 yang dirilis Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, diproyeksikan produksi lada hitam Lampung dapat mencapai 15.139 ton pada 2023 (angka sementara).
Namun, berdasarkan angka tetap pada periode 2020-2021 dijelaskan terjadi penurunan luas area dan produksi lada hitam Lampung, yaitu pada 2020 luas area perkebunan lada 45.834 hektare (ha) dengan produksi sebesar 15.412 ton. Selanjutnya mengalami penurunan luas area pada 2021 menjadi 45.642 ha dengan jumlah produksi 15.229 ton.
Terjadi penurunan lagi luas area pada 2021 menjadi 45.642 ha dengan jumlah produksi sebesar 15.229 ton.
Merespon kondisi tersebut, KPPU Kanwil II melakukan penelitian terkait hambatan tata niaga lada hitam Lampung untuk melihat apakah terdapat hambatan akibat prilaku monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.
Penelitian dimulai sejak Februari 2023. Pada periode penelitian KPPU Kanwil II mendengarkan keterangan stakeholder terkait tata niaga lada hitam Lampung.
Di antaranya Dewan Rempah Indonesia Wilayah Lampung, Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Lampung, Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional pada Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, kelompok tani lada, dan eksportir lada Lampung.
Baca Juga: Puluhan Pemandu Lagu di Tempat Hiburan Malam Wilayah Sukarame Dilakukan Skrinning Penyakit Menular
"KPPU mendengarkan keterangan dari lima pelaku usaha eksportir lada di Lampung dan terdapat satu pelaku usaha yang tidak kooperatif untuk memberikan keterangan kepada KPPU yaitu PT Natura Perisa Aroma. Tiga kali tidak hadir memenuhi undangan pemberian keterangan kepada KPPU," kata Wahyu Bekti Anggoro.
Dari tujuh eksportir itu, dua pelaku usaha menyampaikan data dan dokumen. Sedangkan empat lainnya yaitu PT Haldin Pacific Semesta, PT Natura Perisa Aroma, PT Agri Spice Indonesia, dan CV Putera Nusantara belum menyampaikan data dan dokumen yang diminta.
Serta terdapat satu pelaku usaha yang menyampaikan data. Namun belum sesuai format yang diminta yaitu PT Putrabali Adyamulia. Dalam penelitan awal, KPPU menyoroti pergerakan fluktuasi harga lada hitam di tingkat petani yang tidak sesuai dengan pergerakan fluktuasi harga Internasional.
Selain itu, KPPU melihat ada selisih harga yang tinggi yaitu rata-rata 37% antara perbandingan harga di tingkat petani dan harga lada hitam pada perdagangan internasional.
Menindaklanjuti temuan awal itu, KPPU akan melanjutkan penelitian untuk melihat apakah terdapat potensi prilaku yang dapat menghambat terwujudnya persaingan usaha sehat industri lada hitam di Lampung.
"Kami juga menghimbau agar pelaku usaha eksportir lada hitam Lampung dapat kooperatif dalam memberikan keterangan. Kemudian, menyampaikan data dan dokumen yang dibutuhkan dalam proses kajian yang saat ini sedang berjalan," kata Wahyu Bekti Anggoro.
Berita Terkait
-
Puluhan Pemandu Lagu di Tempat Hiburan Malam Wilayah Sukarame Dilakukan Skrinning Penyakit Menular
-
KPU Bandar Lampung Temukan Data Ganda Pemilih untuk Pemilu 2024
-
Untuk Hewan Kurban, Sapi Berbobot 900 Kg milik Peternak Asal Metro Dibeli Presiden Jokowi Seharga Rp 100 Juta
-
Lagi Jamaah Haji Asal Lampung Meninggal Dunia di Tanah Suci
-
Sopir Curi Mobil Mainan Hotwheels Majikan Senilai Rp 300 Juta di Bandar Lampung
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
Ekspor Lampung Meroket! Surplus Rp6,8 Triliun di September 2025, Minyak Nabati Jadi Raja
-
Inflasi Lampung Turun! Apa Saja yang Jadi Lebih Murah?
-
14 Warung Remang-Remang di PKOR Way Halim Ditertibkan
-
Ayah Tiri di Pringsewu Perkosa Anak Sambung Hingga Hamil, Terungkap dari Tes Kehamilan di Sekolah
-
Modal Usaha hingga Rp 500 Juta, Cek Cara Pengajuan KUR Kecil di BSI