SuaraLampung.id - Anjloknya harga tomat membuat sejumlah petani di Pekon (Desa) Hanakau, Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat, meradang.
Mereka melakukan aksi protes atas turunnya harga tomat dengan cara membuang ratusan kilogram buah tomat hasil panen ke jurang.
Dalam rekaman vidio amatir yang diterima, terlihat dua orang petani membuang satu peti tomat ke jurang. Kemudian terlihat sejumlah peti berisi tomat matang lainnya yang berada di mobil pick up.
"Tomat murah enggak laku, lebih mahal kotaknya daripada buah tomat," ujar salah seorang petani yang ada dalam video tersebut.
Baca Juga: Catat Bunda, Cara Konsumsi Tomat untuk Kecantikan: Ini Manfaat Tomat untuk Wajah dan Lawan Jerawat
Selanjutnya salah seorang petani tomat, Pudin, mengatakan, petani merasa kesal sebab saat ini harga tomat anjlok, hanya berkisar di harga Rp600 sampai Rp800 per kilogram.
"Pasarannya lagi sepi, peminatnya kurang, sedangkan yang panen banyak, sekarang harga hanya Rp800, enggak ketutupan sama modalnya," kata Pudin , saat diwawancarai di Sukau, Lampung Barat, Sabtu (21/01/2023).
Selanjutnya dia mengatakan, harga tomat saat ini sudah jauh turunnya, karena harga standar tomat bulan lalu berkisar harga Rp4000 per kilogram, namun saat ini yang terjadi harga tomat turun hingga harga Rp600 sampai Rp800 rupiah per kg.
Menurut dia, dalam sekali panen petani bisa menghasilkan 400 hingga 500 kotak tergantung luas lahan tanam. Dalam satu kotak tersebut, bisa mencapai 50 kg dan dengan masa tanam selama 80 hari.
Dia mengatakan, bahwa tomat yang telah dipanen akan dijual keluar daerah seperti ke Padang.
Baca Juga: Wow! Harga Jengkol di Pasar Tradisional Karawang Melampaui Daging Ayam
"Iya mas tahun-tahun yang lalu kami menjual tomat keluar daerah, namun sekarang dengan harga anjlok ini enggak bisa, enggak kebayaran ongkosnya," katanya.
Akibat harga tomat yang anjlok ini, kata dia, memang setiap tahun terjadi dan untuk mengantisipasi dampak kerugiannya yang lebih besar, para petani juga menanam jenis sayuran lain.
"Karena memang dari dulu juga sering terjadi seperti ini makanya kami menanam sayuran lainnya juga untuk mengantisipasi kerugian yang lebih banyak," ujarnya.
Pudin berharap, agar pemerintah turun langsung menstabilkan harga tomat tersebut.
"Harapan kita tentu agar harga tomat bisa naik lagi, bisa stabil agar para petani juga tidak merasa terbebani dengan harga pasar seperti sekarang ini," pungkasnya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Catat Bunda, Cara Konsumsi Tomat untuk Kecantikan: Ini Manfaat Tomat untuk Wajah dan Lawan Jerawat
-
Wow! Harga Jengkol di Pasar Tradisional Karawang Melampaui Daging Ayam
-
Demo Tolak Perpu Cipta Kerja, Massa Lempar Telur dan Tomat ke Gedung DPRD Sumut
-
Tinggalkan Kerjaan Kantoran, Lestari Pilih Jadi Petani Kangkung: Penghasilan Lebih Besar!
-
Cabai Jumbo Dari Lembur Tohaga Lodaya Subang Diklaim Dilirik Perusahaan Produsen Mie Instan
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
Terkini
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila
-
4 Link DANA Kaget Terbaru 2 Juni 2025, Buruan Ambil Saldo Gratis Lewat Nomor HP Kamu!
-
BRInita, Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang Fokus pada 3 Pilar Utama