SuaraLampung.id - Sebanyak 32 kelurahan di Kota Bandar Lampung masuk dalam kategori daerah rentan pangan. Rentan pangan di sini bukan berarti daerah tersebut kekurangan pangan apalagi kelaparan.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung Kadek Sumartha, 32 kelurahan itu masuk kategori rentan pangan karena ada indikator-indikator yang belum terpenuhi.
Indikator itu seperti belum menyeluruhnya saluran air bersih di suatu daerah, kurangnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesejahteraan lainnya.
Kadek menyebutkan, sebanyak 32 daerah rentan pangan terbagi menjadi empat kelurahan masuk dalam klasifikasi prioritas pertama, 11 kelurahan prioritas kedua, dan 17 kelurahan masuk dalam prioritas ketiga.
"Kelurahan di prioritas satu, dua dan tiga merupakan wilayah rentan pangan dengan klasifikasi prioritas satu, tingkat rentan pangan tinggi, prioritas dua rentan pangan sedang, dan prioritas tiga rentan pangan rendah," kata dia.
Menurutnya, karakteristik kelurahan rentan pangan ditandai dengan kurangnya tenaga kesehatan di wilayah tersebut, banyaknya rumah tangga tidak memiliki akses terhadap air bersih, masih kurangnya sarana dan prasarana penyedia pangan di wilayah tersebut, dan masih banyaknya keluarga dengan kondisi tidak sejahtera.
"Oleh karena itu Wali Kota Bandar Lampung pun selalu mengajak semua Organisasi Perangkat daerah (OPD) terkait melakukan pemerataan indikator-indikator yang belum terpenuhi di daerah rentan pangan," kata dia.
Ia mengatakan bahwa dalam upaya peningkatan ketahanan pangan dan kerentanan pangan wilayah sejumlah program sudah dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan masyarakat misalnya melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, seminar, dan bimbingan teknis.
Kemudian, penyediaan lapangan kerja, pembangunan infrastruktur dasar (jalan, air bersih), dan pemberian bantuan sosial, pembangunan usaha produktif/UMKM/padat karya untuk menggerakkan ekonomi wilayah.
Baca Juga: Tahun Baru, Jaksa dan Pengacara Digerebek Suami Sah, Lagi Indehoy di Kamar Hotel
"Selanjutnya juga peningkatan jumlah tenaga dan fasilitas kesehatan, dalam upaya perbaikan status gizi dan kesehatan masyarakat. Optimalisasi anggaran ketahanan pangan, pemantauan dan stabilisasi harga pangan serta pengembangan cadangan pangan," kata Kadek Sumartha. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Tahun Baru, Jaksa dan Pengacara Digerebek Suami Sah, Lagi Indehoy di Kamar Hotel
-
Kebakaran, Api Hanguskan 25 Kamar Mess Pekerja Proyek Hotel Grand Mercure
-
Hajab Bah! Oknum Jaksa dan Pengacara Digerebek di Hotel
-
Biadab! Aluna Sagita Dibunuh Usai Servis Pelaku sampai Empat Kali, Ada Bukti Empat Kon*om Bekas Pakai
-
Tak Fokus Berkendara karena Kecilkan Volume Musik, Kecelakaan Beruntun Terjadi hingga Memakan Korban Jiwa
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
BRI Perkuat Ekonomi Lokal dan Pariwisata Olahraga Melalui Dukungan di MotoGP Mandalika 2025
-
UMKM Kuliner Padang Naik Kelas, BRI Bantu Perkuat Branding Lewat Program BRILiaNpreneur
-
Penyelundupan Ribuan Burung Gagal, Dua Pelaku Diamankan
-
Panduan Lengkap: Membuat Infografis Kece Anti Ribet dengan Gemini AI
-
Lampung Bangun Rumah Sakit Hewan Rujukan: Terkendala Dana Berharap DAK