SuaraLampung.id - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi optimistis kopi bubuk Lampung mampu dipasarkan secara luas melalui optimalisasi hilirisasi komoditas lokal itu.
"Sebagai penghasil kopi, tentu kita akan lebih menekankan pada hilirisasi karena ini akan meningkatkan nilai jual komoditi kopi Lampung," ujar Arinal Djunaidi.
Selama ini kopi Lampung banyak dijual keluar negeri atau dalam negeri hanya berbentuk biji sehingga melalui hilirisasi dapat diproduksi pula produk turunannya berupa kopi bubuk.
"Untuk kepentingan dalam negeri kita akan bangun industri kopi bubuk, dan optimis kopi bubuk Lampung dengan kemasan yang baik dapat dipasarkan secara luas di dalam negeri atau di ekspor," katanya.
Menurut dia, kopi bubuk Lampung dalam kemasan juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daerah-daerah yang tidak memproduksi kopi.
"Bisa kita pasok ke daerah bukan penghasil kopi, dengan kemasan premium jadi bisa langsung dinikmati. Sebab selama ini kopi produksinya melimpah tapi nilai tambahnya tidak ada karena tidak dimanfaatkan dengan baik," ucapnya.
Rencana pengembangan rantai pasok kopi Lampung yang menghasilkan nilai tambah akan disandingkan dengan beragam kebijakan pendukung.
"Ini nanti juga akan meningkatkan pendapatan petani kopi di desa, tapi semua harus lebih agresif dalam menjaga kualitas, memelihara, mengembangkan komoditi yang menjadi kebanggaan Lampung," ujar dia.
Tanggapan positif atas adanya rencana perluasan pemasaran produk kopi Lampung melalui skema hilirisasi kopi robusta Lampung dikatakan oleh salah seorang petani kopi asal Lampung, Ansori.
Baca Juga: Jaga Situasi yang Mulai Membaik, IDI Lampung Sarankan Pemda Terus Tingkatkan Vaksinasi COVID-19
"Kalau bisa dibuat bubuk dengan harga yang lebih tinggi dari pada jual biji, petani mendukung rencana itu," kata Ansori.
Ia mengatakan, dengan pemasaran produk kopi bubuk Lampung yang dibantu oleh pemerintah daerah secara luas menjadi salah satu solusi mencegah adanya kerugian petani kopi bila harga kopi turun.
"Bisa jaga-jaga kalau misalkan harga kopi turun, jadi kita bisa jual bentuk bubuk, terlebih lagi kalau yang memasarkan dibantu pemerintah daerah jadi lebih luas," ucap dia pula.
Melansir ANTARA, Lampung sebagai daerah penghasil kopi robusta kini telah banyak berkembang beragam produk kopi bubuk olahan IKM ataupun petani secara mandiri.
Harga kisaran kopi robusta petik merah bubuk Lampung yang diusahakan oleh IKM dan petani tersebut berkisar Rp25.000 hingga Rp50.000 rupiah per kemasan 200 gram.
Berita Terkait
-
Tingkatkan Produksi Kopi, Ahli Kopi Lampung Dorong Generasi Milenial Jadi Petani Kopi
-
Kopi Lampung Begawi 2022, Upaya Promosikan Kopi Indonesia dan Kopi Lampung
-
Permintaan Kopi Robusta Meningkat Jadi Peluang Lampung Tingkatkan Produktivitas
-
Kopi Lampung Begawi 2022 Ajang Perluas Pasar Kopi Olahan
-
Kopi Lampung Begawi 2022 Upaya Promosikan Robusta Lampung
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
-
BEI Beri Peringatan Kepada 167 Emiten, Imbas Lambatnya Lapor Keuangan
-
Danantara Tunjuk Bupati Gagal jadi Komisaris Utama Perusahaan BUMN
-
Emas Antam Naik Tipis, Hari Ini Dibanderol Rp 1.897.000 per Gram
Terkini
-
4 Fakta Aksi Heroik Raihan, Bocah SD Lampung Selatan Pemanjat Tiang Bendera yang Viral
-
Layanan QLola by BRI Diapresiasi Nasabah, Tumbuh 41%
-
Rekaman CCTV Ungkap Detik-Detik Penumpang KMP Mufidah Lompat ke Laut di Selat Sunda
-
BRI Perkuat Ekspansi Internasional Lewat Taipei Branch, Dukung PMI Kelola Keuangan
-
BRI Luncurkan 8 Langkah Nyata untuk Dukung Bangsa Semakin Berdaulat, Sejahtera dan Maju