Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 12 Oktober 2022 | 17:25 WIB
Ilustrasi Petani kopi. Buah kopi milik petani di Tanggamus diserang hama penggerek. [ANTARA]

SuaraLampung.id - Hama penggerek buah kopi (PBKo) menyerang buah kopi milik petani di Kabupaten Tanggamus. Serangan hama ini membuat produksi menurun dan kualitas rendah.

Triyanto petani kopi Desa Ngarip Kecamatan Ulu Belu, Tanggamus, mengakui serangan hama penggerek membuat kualitas kopinya menurun. 

Selain mutu yang rendah, lanjutnya, serangan hama itu juga menyebabkan hasil produksi kopi juga menurun.

Ia mengatakan serangan hama penggerek buah ini hampir terjadi di setiap musim kopi dan sebagian besar menyerang buah yang sudah tua atau siap dipanen.

Baca Juga: Sebut Gas Air Mata Tak Mematikan, Prof Made Gelgel Pernah Buat Arak Obat Covid-19, Ahli Kasus Munir-Kopi Sianida

"Sebagian besar hama penggerek ini menyerang buah yang sudah tua atau siap panen," ujarnya.

Triyanto menjelaskan bahwa faktor penyebab datangnya hama penggerek buah itu karena iklim yang lembab.

Karena itu ia juga meminta petani kopi di daerahnya untuk mengatasi hama tersebut salah satunya dengan cara pemeliharaan tanaman.

"Meski sudah terserang hama, petani masih banyak yang kurang peduli untuk memelihara tanaman kopinya," ujarnya.

Guna mengatasi permasalahan hama tersebut, lanjutnya, sebuah perusahaan swasta yang bermitra dengan petani kopi telah beberapa kali melakukan cara pencegahan atau mengatasi masalah hama tersebut.

Baca Juga: Tega, Gara-gara Tak Dibuatkan Kopi, Suami Siram Wajah Mantan Istri dengan Air Keras Sampai Melepuh, Ini Tampangnya

Muslim petani kopi lainnya mengatakan bahwa serangan hama penggerek buah kopi itu hampir terjadi setiap musim.

Karena itu, ia meminta petani untuk mengupayakan jenis tanaman dan cara pemeliharaan tanaman yang seragam sehingga periode pembuahan dapat serentak dan memudahkan tindakan mekanis untuk memutus siklus hidup hama

"Pengendalian hama ini akan efektif bila dilakukan gerakan pengendalian secara serentak oleh seluruh petani," tambahnya.

Luas area lahan kopi di Provinsi Lampung mencapai 156.918 hektare dan dengan 142.511 petani, telah diproyeksikan produksi tahun 2022 bisa mencapai 200 ribu ton, dan pemerintah daerah pun berencana untuk melakukan hilirisasi produk kopi menjadi kopi bubuk yang tersentralisasi di desa-desa. (ANTARA)

Load More