SuaraLampung.id - Nelayan di Lampung Timur kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Salah satu penyebabnya adalah tidak adanya surat izin kapal.
Pihak SPBU hanya memberikan solar kepada nelayan yang mengantongi surat izin kapal sementara mayoritas kapal di Lampung Timur belum memiliki surat izin kapal.
Hasil dari musyawarah antara nelayan dan pihak Pertamina beserta Pemerintah Kabupaten Lampung Timur, nelayan bisa mendapatkan solar meskipun belum memiliki izin kapal.
Namun para nelayan yang tidak memiliki izin kapal harus membuat kelompok sembari mengurus izin surat surat kapal.
Perwakilan nelayan Labuhan Maringgai Asep mengatakan nelayan meminta agar keberadaan Stasiun Bahan Bakar Nelayan (SPBN) ditambah.
Selain itu dia juga berharap pemerintah bisa melakukan pendampingan terhadap nelayan untuk mendapatkan surat izin kapal.
"Jadi selama ini kami sulit sekali mendapatkan solar, sebelum harga naik saja sulit apalagi harga naik. Persoalannya di tempat kami di pesisir Kuala Penet tidak ada SPBN, sementara mau beli di SPBU banyak persyaratannya yang susah kami penuhi," kata Asep, Selasa (27/9/2022).
Persyaratan yang sangat membuat nelayan kesusahan yaitu, kelengkapan surat izin kapal. Maka kata Asep jika ada kebijakan sementara nelayan bisa membeli solar di SPBU dengan membuat kelompok ini menjadi angin segar bagi nelayan.
"Saya akan beri informasi kepada kawan-kawan nelayan, untuk membuat kelompok minimal satu kelompok 10 orang, tapi di dalam kelompok tersebut tetap memiliki surat rekomendasi pembelian solar di UPTD Perikanan atau Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur," kata Asep.
Pihak Pertamina rayon II Lampung, diwakili Hasan menyatakan untuk melayani nelayan dalam pemberian solar di SPBU, memang harus menggunakan surat rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan atau dari UPTD Perikanan Labuhan Maringgai.
Dalam surat rekomendasi tersebut tertera jenis kapal, kapasitas mesin, nama pemilik kapal. Semua data tersebut untuk menyesuaikan keperluan solar yang dibutuhkan.
Terkait dengan pihak UPTD yang tidak mau mengeluarkan rekomendasi pembelian solar karena faktor surat kapal mati atau tidak ada itu bukan urusan Pertamina.
"Pokoknya kami akan melayani pembelian solar bagi nelayan jika ada surat rekomendasi dari dinas kelautan atau UPTD Perikanan," terang Hasan.
Terkait dengan kuota SPBN yang ada di Labuhan Maringgai, Pertamina mengaku sudah memberi tambahan kuota pada Agustus 2022 sebanyak 1800 kilo liter, seharusnya Agustus kuota solar di SPBN Muara Gadingmas sudah habis.
"Seharusnya Agustus kemarin SPBN sudah tidak ada solar karena kuota habis, tapi karena nelayan kesusahan maka kami tambah kuota," terang Hasan.
Berita Terkait
-
Sopir Pembawa Solar Ilegal Ditahan Polisi di Sekadau, Pemilik Belum Tertangkap, Keluarga Minta Aparat Harus Adil
-
Nelayan tak Berani Melaut karena Gelombang Tinggi, Ikan Asin Jenis Teri Kosong di Pulau Pasaran
-
Sekjen KPA di HTN 2022: Jalankan Reforma Agraria Sejati di Indonesia
-
4 Perampok Rumah Pengusaha Pupuk di Pasirsakti Diringkus di Cilacap
-
Waspada! Gelombang Tinggi di Selatan Sukabumi Bisa Capai 6 Meter
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
BRI Konsisten Hadirkan Solusi Pembiayaan bagi UMKM melalui PRABU Expo 2025
-
Gajah Dona Mati di Taman Nasional Way Kambas
-
Holding Ultra Mikro BRI Terus Lakukan Business Process Reengineering untuk Tingkatkan Layanan
-
Buruan! Minyak Goreng 1,5 Liter Turun Jadi Rp27.900 di Alfamart, Stok Cepat Habis
-
BRI Perkuat UMKM Lewat Program Pemberdayaan dan Inovasi Berkelanjutan