SuaraLampung.id - Komnas HAM telah memeriksa tim Dokter Forensik Polri terkait penyelidikan kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Senin (25/7/2022) siang.
Pemeriksaan tim Dokter Forensik Polri ini dilakukan Komnas HAM untuk mencari tahu mengenai luka yang ada di tubuh Brigadir J.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, pihaknya mendapatkan informasi juga foto-foto dan video kondisi jenazah Brigadir J dari pihak keluarga.
Dari informasi maupun foto dan video yang berasal dari keluarga Brigadir J, Komnas HAM melakukan kroscek terhadap dokter forensik Polri yang melakukan autopsi awal terhadap jenazah Brigadir J.
Baca Juga: Komnas HAM Tanyakan ke Polri soal Kematian Brigadir J, Termasuk Dugaan Dijerat
"Untuk mengetahui penyebab kematian begitu juga luka-luka yang timbul di masyarakat terjadi kontroversi dan perdebatan di publik dan itu harus kita jawab," kata Taufan dikutip dari YouTube Kompas TV.
Dalam pertemuan dengan Komnas HAM, tim dokter forensik Polri memaparkan kondisi jenazah Brigadir J sebelum diautopsi keseluruhannya melalui foto-foto yang diambil kemudian kondisi jenazah setelah diautopsi.
Menurut Taufan, pihaknya meminta penjelasan Tim Dokter Forensik mengenai kondisi luka yang ada di tubuh Brigadir J termasuk yang selama ini menjadi kontroversi.
Salah satu luka yang dipertanyakan pihak keluarga Brigadir J adalah luka seperti sayatan di kaki Brigadir J.
Hal ini dikonfirmasi Komnas HAM ke tim dokter forensik Polri yang melakukan autopsi jenazah Brigadir J.
Baca Juga: Masih Butuh Keterangan Lain, Komnas HAM Akui Belum Bisa Simpulkan Kematian Brigadir J
"Menurut keterangan dari mereka, ini adalah proses mereka untuk memberikan suntikan formalin karena sudah jadi jenazah, kalau orang sudah meninggal pembuluh darahnya tidak bekerja lagi maka dibutuhkan satu goresan atau sayatan untuk kemudian disuntikkan. Itu argumen mereka," papar Taufan.
Berita Terkait
-
Sempat Ada 4 Jenis Pelanggaran HAM, Kasus Mantan Pemain Sirkus OCI Diminta Diselesaikan Secara Hukum
-
Komnas HAM Tegaskan Guru Besar UGM dan Dokter Residen Pelaku Pelecehan Harus Dihukum Lebih Berat!
-
Komnas HAM Ingatkan Publik Kawal Kasus Mantan Kapolres Ngada agar Korban Dapat Keadilan
-
Komnas HAM Turun Tangan Selidiki Dugaan Pelanggaran Berat di Kasus Penembakan 3 Polisi di Way Kanan
-
Ajudan Kapolri Berulah, Komnas HAM Kecam Kekerasan Terhadap Jurnalis
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Besok Rekayasa Lalu Lintas di Bandar Lampung Saat Aksi Bela Palestina: Ini Jalur Alternatifnya
-
Korupsi Gerbang Rumdis Bupati Lampung Timur, Dawam Rahardjo Dijebloskan ke Bui
-
Rekonstruksi Penembakan Polisi di Way Kanan: Ada Adegan Dihilangkan, Pelaku Tidak Menyesal
-
Geger! Korupsi Tol Lampung Terungkap: Negara Rugi 66 Miliar, Kontraktor BUMN Terseret?
-
Pemutihan Pajak Terakhir di Lampung Sebelum Kendaraan Bodong Dihapus Permanen