Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 25 Juni 2022 | 07:20 WIB
Seniman Jaber Abbas, 35 tahun, memberikan sentuhan terakhir pada mural yang dilukisnya sebagai penghormatan kepada jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, yang ditembak mati dalam serbuan militer Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat, di Nazareth, Israel, Senin (16/5/2022). PBB menyatakan Shireen Abu Akleh tewas ditembak Israel. [ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/FOC/djo]

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pada Jumat bahwa mereka berkomitmen untuk menyelidiki kematian Abu Akleh dan meminta pihak berwenang Palestina untuk berbagi akses ke peluru yang menewaskan jurnalis tersebut.

Otoritas Palestina mengatakan penyelidikannya menunjukkan bahwa Abu Akleh ditembak oleh seorang tentara Israel dalam "pembunuhan yang disengaja."

Di lain pihak, Israel membantah tuduhan itu.

Abu Akleh ditembak mati pada 11 Mei 2022 ketika dia sedang meliput serangan militer Israel di Kota Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Baca Juga: Korban Gempa Afghanistan Bertambah, PBB Kirim Ratusan Tenda dan Ribuan Lampu Surya

Dalam sebuah pernyataan yang menanggapi pernyataan Shamdasani, IDF bersikeras telah terjadi baku tembak antara pasukan Israel dan orang-orang bersenjata Palestina.

"Sejak insiden itu, IDF telah menyelidiki dan meninjau keadaan kematian Abu Akleh," demikian bunyi pernyataan itu.

“Penyelidikan IDF dengan jelas menyimpulkan bahwa Abu Akleh tidak sengaja tertembak oleh seorang tentara IDF dan bahwa tidak mungkin untuk memastikan apakah dia dibunuh oleh seorang pria bersenjata Palestina yang menembak tanpa pandang bulu di daerahnya atau secara tidak sengaja oleh seorang tentara IDF. (ANTARA)

Load More