Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 21 Juni 2022 | 20:47 WIB
Ilustrasi asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Ukraina berlanjut, di Lviv, Ukraina, Senin (18/4/2022). Dua warga Amerika hilang di Ukraina Timur. [ANTARA FOTO/REUTERS/Vladyslav Model/foc/sad]

Ditanya apakah orang Amerika dapat diadili di DPR dan dijatuhi hukuman mati, Peskov mengatakan: "Kami tidak dapat mengecualikan apa pun karena ini adalah keputusan pengadilan. Kami tidak pernah mengomentari keputusan-keputusan itu dan tidak berhak mencampuri keputusan pengadilan.

Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan Interfax tentang lokasi warga Amerika itu.

Juru bicara DPR langsung menolak berkomentar.

Kremlin mengatakan bahwa sebagai "tentara bayaran", orang-orang itu tidak dilindungi oleh Konvensi Jenewa, yang menguraikan bagaimana tawanan perang harus diperlakukan.

Baca Juga: Tak Cuma Harga Bensin Meroket, Kini Stok Minyak Cadangan Amerika Serikat Kian Menipis

Kerabat warga Amerika yang ditangkap mengatakan mereka bukan tentara bayaran. Mereka melakukan perjalanan ke Ukraina sebagai sukarelawan pada April untuk membantu mengusir pasukan Rusia.

Lois, ibu Alexander Drueke, berkata: "Alex tidak pergi dalam kapasitas sebagai militer. Dia pergi sebagai warga sipil dengan pelatihan militer."

Huynh dan Drueke terakhir berbicara dengan kerabat mereka pada 8 Juni. Mereka mengabarkan sedang pergi bertugas dan tak bisa dihubungi selama satu atau dua hari. Mereka dikhawatirkan ditangkap setelah tidak kembali ke markas.

Anggota keluarga mengatakan mereka kemudian mengetahui bahwa kedua pria itu berada di wilayah Kharkiv, yang berbatasan dengan wilayah Donetsk di utara. (ANTARA)

Baca Juga: Bertemu Sri Sultan HB X, Dubes Inggris Kecam Invansi Rusia Persulit Presidensi G20

Load More