SuaraLampung.id - Riyanto (18) nelayan Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung, ditemukan tewas setelah dinyatakan hilang di perairan Lampung Timur pada Kamis (2/6/2022).
Kasat Polair Polres Lampung Timur AKP Mawardi mengatakan, Riyanto ditemukan di wilayah perairan Labuhan Maringgai, Jumat (3/6/2022) sekitar pukul 10.00.
Pihak Polair menyerahkan jenazah Riyanto kepada keluarga yang di wakili oleh Kepala Desa Muara Gadingmas, Wahyono, untuk dilakukan prosesi pemakaman.
Diketahui, Riyanto seorang buruh nelayan. Sebelum peristiwa nahas terjadi, Riyanto bersama rekannya dari Kuala kambas menuju Kuala Penet. Di tengah perjalanan, mendadak mesin kapal yang ditumpangi mati.
Baca Juga: Kronologi Nelayan Hilang di Perairan Lampung Timur, Kaki Terlilit Tali Jangkar
"Ketika mesin kapal mati, Riyanto mencoba untuk melempar jangkar, agar kondisi perahu bisa tenang namun saat jangkar dilempar tali jangkar melilit pada kaki Riyanto dan terseret hingga terjebur ke dalam laut," kata Mawardi.
Ketua Himpunan Nelayan Indonesia (HNSI) Provinsi Lampung Bayu Witara, berharap pemerintah bisa merumuskan adanya asuransi kecelakaan kerja (nelayan), karena tidak sedikit nelayan yang menjadi korban kecelakaan kerja hingga berujung pada kematian.
"Mereka itu berlayar bukan bermain, mencari nafkah sesuai dengan profesinya, risikonya cukup tinggi, tapi selama ini belum ada namanya asuransi jiwa untuk buruh nelayan," kata Bayu Witara, Jumat (3/6/2022).
Selain merumuskan asuransi, pemerintah terkait seperti Dinas Kelautan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lebih fokus melakukan semacam sosialisasi terhadap nelayan, terkait persiapan kerja dan penggunaan peralatan yang berfungsi untuk menyelamatkan diri ketika nelayan itu mengalami musibah terjebur ke laut.
"Pada dasarnya, kami yakin nelayan bisa berenang tapi kekuatan manusia terbatas untuk melawan gelombang laut, yang perlu di perhatikan peralatan yang bisa digunakan untuk bertahan sementara waktu seperti ketersediaan ban bekas, atau jerigen. Itu barang sepele tapi bermanfaat," ucap Bayu Witara.
Baca Juga: Nelayan Hilang Tenggelam di Perairan Lampung Timur
Bagi Witara mengharapkan pemerintah daerah yang memiliki wilayah pesisir harus fokus dengan program keselamatan nelayan, baik persoalan asuransi ataupun pengecekan secara langsung terhadap kapal kapal nelayan, untuk mengetahui perlengkapan alat penyelemat terhadap nelayan.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Sejarah Cincin Nelayan Paus Fransiskus, Ini Alasan Harus Dihancurkan Setelah Wafat
-
Jeritan Nelayan Bekasi: Akses Melaut Diblokade Pagar Laut, Pembongkaran saat Itu Hanya Seremonial
-
Sebut Proyek Perusak Alam Tetap Berlanjut, Warga Pulau Pari: Penyegelan Cuma Gimik!
-
Skandal Solar Subsidi Kolaka: Nelayan Menjerit, Negara Rugi Rp105 Miliar!
-
Nelayan Dumai Hadapi Perubahan Iklim dengan Teknologi PLTS dan Bioflok
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen, Pengacara Ini Batal Ikut Gugat Ijazah Jokowi
-
Penggugat Ijazah Palsu Jokowi Tunjuk Guru Besar UNS Jadi Mediator
-
Sri Mulyani Bocorkan 5 Kesepakatan RI-AS Untuk Batalkan Tarif Trump
-
Meski Ekonomi Lesu, Sri Mulyani Sebut Masyarakat Tetap Rajin Bayar Pajak
-
Sri Mulyani Sebut Rupiah Tahan Banting
Terkini
-
Penyelundupan Gagal! Puluhan Burung Langka Diselamatkan di Bakauheni, Ini Jenisnya
-
Kapolda Lampung: Pengamanan Maksimal PSU Pilkada Pesawaran
-
38 Desa di Lampung Selatan Terendam Banjir
-
Berkas Ijazah Palsu Anggota DPRD Lampung Selatan Lengkap, Siap Diseret ke Meja Hijau?
-
BRI Berdayakan Wanita Indonesia Melalui Program BRInita di 31 Lokasi di Indonesia