SuaraLampung.id - Tim review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membeberkan alasan tidak dikirimnya pesenam asal Lampung Sutjiati Narendra ke ajang Sea Games Hanoi 2022.
Versi Tim Review PPON Kemenpora, prestasi yang diraih Sutjiati Narendra di cabang olahraga senam ritmik selama ini masih belum layak untuk dikirim ke Sea Games Hanoi 2022.
Walau Sutjiati Narendra meraih emas dan perak di PON Papua, ternyata itu bukan parameter utama seorang atlet dikirim ke ajang internasional seperti Sea Games.
Ketua tim review PPON Profesor Asmawi mengatakan tim memiliki tolak ukur yang dipersiapkan dengan matang, tak mau sekedar mengirimkan atlet, tetapi ada tolak ukur yang tepat.
Baca Juga: Prestasi di PON Bukan Parameter Bagi Atlet untuk Berlaga di SEA Games Vietnam
Data dan rekam jejak yang mumpuni, menjadi pertimbangan sebelum menilai kelayakan atlet untuk diberangkatkan ke SEA Games.
"Saat ini, Indonesia memasuki fase perubahan yang tentu tidak semuanya bisa menerima perubahan tersebut. Padahal perubahan ini sudah merujuk pada peraturan-peraturan yang harus ditaati untuk kemajuan olahraga Indonesia kedepannya melalui pilihan yang berkualitas," kata Asmawi dalam keterangan tertulis yang diterima Rabu (20/4/2022).
Menurut data dan rekam jejak performa mereka selama ini, prestasi Sutjiati ternyata tak bisa melampaui atlet senam yang sudah dipilih untuk berangkat ke SEA GAmes 2021, Rifda Irfanaluthfi.
Rifda, yang sudah teruji prestasinya untuk level SEA Games, telah berhasil membawa pulang satu emas dan tiga perak pada edisi 2019 di Manila. Sementara, Sutjiati baru menunjukkan prestasi di ajang PON Papua.
Sutjiati pernah tampil di Rhytmic Gymnastics Junior World Championship 2019 di Moskow Rusia, namun tidak bisa lolos dari kualifikasi dan gagal ke babak final, juga tidak mampu bersaing dengan pesenam dari negara tetangga.
Baca Juga: KOI Sediakan Posko Khusus bagi Kontingen Indonesia di SEA Games Vietnam
Dalam ajang tersebut Sutjiati hanya berada di ranking 47 dengan skor 12.550. Kalah bersaing dengan atlet Filipina yang menempati ranking 39 dan Singapura yang finis di posisi ke-46.
Sutjiati juga tak mampu bersaing saat menggunakan alat tali. Dia berada di urutan ke-45 dengan skor 11.350, berada di bawah Thailand di rangking 37, bahkan tertinggal jauh dengan wakil Malaysia yang menempati ranking 18 dengan skor 14.200.
Rifda yang sudah senior tidak tampil di ajang tersebut. Rifda tampil gemilang di SEA Games 2019 dengan meraih satu emas dan tiga perak, sementara Sutjiati tidak diberangkatan ke Manila karena kalah bersaing dengan atlet lain.
Namun, Sutjiati tampil moncer saat mengikuti PON Papua yang digelar pada Oktober 2021 lalu, dengan mendapatkan dua medali emas dan satu medali perak.
Sementara itu, Rifda memiliki segudang prestasi, termasuk empat emas di PON Papua 2021. Pada SEA Games 2019, Rifda juga berhasil meraih satu emas pada nomor kuda-kuda lompat dan tiga perak untuk senam semua alat (all around), balok keseimbangan dan senam lantai.
Pada Asian Games 2018, Rifda juga berhasil membawa pulang satu perak untuk nomor senam lantai.
Tahun sebelumnya, pada SEA Games 2017, Rifda meraih satu medali emas untuk balok keseimbangan, satu medali perak nomor kuda-kuda lompat dan tiga perunggu untuk tim, palang bertingkat dan senam lantai. Dia juga meraih dua perunggu untuk tim dan kuda-kuda lompat pada Islamic Solidarity Games 2017.
Penilaian-penilaian itu besar kemungkinan menjadi dasar dari tim review untuk melihat layak dan tidaknya Sutjiati dikirim ke SEA Games. Sebab, potensi medalinya cukup berat jika harus bersaing dengan negara-negara lainnya.
Pertimbangan tim review PPON jelang SEA Games 2021 tersebut juga harus semakin presisi. Sebab, nomor senam ritmik kali ini berkurang, hanya ada satu emas yang diperebutkan dari kategori serba bisa. Berbeda dengan SEA Games Manila yang mempertandingkan lima nomor.
Terkait Sutjiati yang tidak dapat berangkat ke SEA Games 2021, Asmawi juga mengacu kepada keputusan PP Persani. Sebab, induk senam di Indonesia itu pun tak mengajukan nama Sutjiati untuk direview.
"Persani tidak mengajukan nama tersebut, bahkan jika kita melihat pencapaian terakhirnya di ajang internasional hasilnya jauh sekali rangkingnya, apalagi jika merujuk hasil di Rusia lalu, hanya mampu berada di posisi ke-47, sehingga belum bisa bersaing dengan atlet Asia Tenggara lainnya," kata Asmawi.
Tidak hanya itu, Asmawi juga mengingatkan bahwa juara PON itu sejatinya tidak harus berangkat ke SEA Games ketika kriteria yang disyaratkan tak terpenuhi.
Sebab, dengan prestasi yang dimiliki dan track record di event-event sebelumnya, sulit kemampuan mengejar atlet senam negara Asean lainnya.
"Kalau catatannya terlalu jauh, walaupun juara PON, bagaimana mau bersaing. Karena itu, hasil PON itu bukan menjadi parameter dan belum tentu hebat di PON kemudian bisa bersaing di level Asia Tenggara," ujar Asmawi. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Persiapan Sea Games 2025, STY Bisa Turunkan Skuad U-23 di AFF Cup 2024
-
Mobile Legends Resmi Dipertandingkan di SEA Games 2025, Indonesia Target Emas
-
Panduan Susunan Acara Upacara Sumpah Pemuda di Sekolah Resmi dari Kemenpora
-
Taufik Hidayat: Mantu Jenderal Pernah Kapok di Pemerintahan, Kini Mau Masuk Kabinet Prabowo?
-
Kemenpora dan PB Persani Luncurkan Logo Kejuaraan Dunia Senam 2025
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Lampung Perkuat Mitigasi Bencana Tsunami di Pulau-Pulau Terluar
-
Peta TPS Rawan Pilkada Bandar Lampung 2024, Potensi Intimidasi Hingga Bencana
-
Miris! Jual Manusia ke Luar Negeri, Sindikat TPPO di Lampung Incar PSK & TKI
-
Pencalonan Wahdi-Qomaru Dibatalkan KPU Metro, PDIP Gugat ke MA
-
Modus Kongkalikong! Kredit Rp2 Miliar di Bank Pemerintah di Bandar Lampung untuk Kepentingan Pribadi