Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 12 April 2022 | 10:42 WIB
Ketua DPP PDIP Puan Maharani bernyanyi bersama Cak Nun sejumlah lagu nasional, daerah hingga The Beatles dalam Sinau Bareng Cak Nun di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jaksel pada Minggu (10/4/2022). Kehadiran Cak Nun di kantor PDIP dituding menjilat Megawati Soekanoputri. [Suara.com/M Yasir]

Cak Nun lalu bercerita pernah ditangkap karena mendukung Megawati sebagai Ketua Umum PDI di era Orde Baru. Peristiwa ini terjadi ketika PDI menggelar Kongres Luar Biasa di Surabaya.

"Saya bersimpati pada Bu Mega supaya dia nanti mimpin PDI. Sehingga saya, Gus Dur dan Eros Djarot ke Surabaya," kata Cak Nun. 

Cara Cak Nun mendukung Mega agak lain. Ia mencari jimat Madura, lalu diam-diam dimasukkan ke tasnyaMega. Setelah itu Cak Nun wiridan di atas air. Airnya ia percikkan ke tempat tinggal Mega di asrama haji. 

"Karena semua yang ada di asrama Bu Mega itu intel. Yang nyuguhin makanan intel, yang nyapu intel," ujar Cak Nun. 

Baca Juga: Hidangkan Gorengan saat Buka Puasa Bareng Cak Nun, PDIP: Gorengannya Pakai Minyak Kelapa

Menurut Cak Nun kedatangannya ke Surabaya bukan karena mampu mengangkat Megawati jadi Ketua PDI tapi adalah sebuah pernyataan keberpihakan kepada kebenaran. 

"Kemudian saya ditangkap. Di tengah KLB, saya ikut orasi. Begitu selesai, saya diseret tentara tiga orang. Dibawa ke markas tentara. Ketemu komandannya. Komandannya bilang gini kalau ga gini gimana caranya ngobrol dengan Cak Nun," cerita Kiai Mbeling ini. 

"Saya itu Demi lahirnya PDIP itu saya ditangkap tentara. Tidak berarti saya berjasa. Tapi kalau lupa ya nanti salah," ujarnya. 

Load More