SuaraLampung.id - Larangan memakai hijab bagi mahasiswi muslim di tempat pendidikan di India mulai melebar.
Sebelumnya larangan penggunaan hijab bagi mahasiswi muslim terjadi di negara bagian India Selatan.
Masalah ini kemudian melebar hingga negara bagian Uttar Pradesh yang paling padat penduduknya.
Di sana sekelompok anak muda meminta salah satu perguruan tinggi untuk melarang pemakaian hijab.
Otoritas menutup kampus-kampus di Karnataka di India selatan pekan lalu setelah kebijakan baru tentang seragam melarang pelajar perempuan memakai hijab di dalam kelas.
Larangan itu berujung pada aksi protes dari mahasiswi Muslim yang kemudian mendapat protes balasan dari mahasiswa Hindu.
Kaum Muslim mengkritik larangan hijab sebagai cara lain untuk menyingkirkan komunitas yang berjumlah sekitar 13 persen dari 1,35 miliar juta penduduk India yang mayoritas beragama Hindu.
Di Uttar Pradesh, wilayah utara yang berbatasan dengan New Delhi, puluhan pemuda mendatangi kampus Dharma Samaj di distrik Aligarh pada Senin (14/2/2022).
Mereka menyerahkan memorandum kepada pihak universitas agar melarang hijab seutuhnya di lingkungan kampus.
Baca Juga: Sang Ibunda Kaget Medina Zein Lepas Hijab: Ibu Mendidik Anak Gak Seperti Itu
Massa mengalungkan safron, selendang yang biasa dipakai umat Hindu India, kata kepala pengawas kampus Mukesh Bharadwaj, yang mengaku tidak mengenal orang-orang tersebut.
Saat ini pakaian keagamaan tidak diperkenankan di dalam kelas, namun dapat dipakai di tempat lain di lingkungan kampus.
"Dua tahun yang lalu isu serupa (tentang hijab) muncul dan isu tersebut mencuat lagi. Kami tidak mengizinkan jenis seragam keagamaan apa pun dan kami memiliki aturan seragam sipil semua orang," kata Bharadwaj kepada Reuters via telepon, Selasa.
"Tersedia ruang ganti untuk anak perempuan dan mereka dapat menyalin pakaiannya sebelum masuk kelas," katanya. "Kami sedang menyelidik isu tersebut."
Uttar Pradesh, yang diperkirakan memiliki penduduk sebanyak Brazil, diperintah oleh seorang biksu Hindu dari partai pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.
Perdebatan antara Hindu-Muslim kerap dimanfaatkan untuk keuntungan politik di negara bagian tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Buruan! Minyak Goreng 1,5 Liter Turun Jadi Rp27.900 di Alfamart, Stok Cepat Habis
-
BRI Perkuat UMKM Lewat Program Pemberdayaan dan Inovasi Berkelanjutan
-
Diskon 3 Hari! Ratusan Produk Alfamart Turun Harga Mulai Rp7 Ribuan, Buruan Sebelum Habis
-
Rp1.294 Triliun Transaksi AgenBRILink Perkuat Ekonomi Kerakyatan BRI, Jangkau Sampai Wilayah 3T
-
Diskon Besar Super Indo! Kentang Goreng 1 Kilogram & Bakso Sapi Turun Jadi 30 Ribuan